JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyerukan pentingnya kepemimpinan yang jujur dan tata kelola pemerintahan yang bersih sebagai fondasi utama dalam membangkitkan dunia Islam dari berbagai tantangan global.
Seruan tersebut disampaikan saat membuka Konferensi ke-19 Persatuan Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5).
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa negara-negara Islam tidak boleh hanya menjadi penonton dalam percaturan global, melainkan harus tampil sebagai pelaku utama dalam menciptakan keadilan, perdamaian, dan kemajuan.
BACA JUGA
- Presiden Prabowo dan Macron Makan Malam Bersama, Istana Elysee Saksi Harmonisnya Hubungan Indonesia-Prancis
- Prabowo Subianto Presiden RI Pertama yang Jadi Tamu Kehormatan di Bastille Day
- Presiden Prabowo Jadi Tamu Kehormatan Saat Hadiri Bastille Day 2025 di Prancis
- Prabowo Bakal Turun Tangan Langsung soal Tarif Trump
- Presiden Prabowo : Kiblat Kami ke Eropa!
“Kita menghadapi tantangan di mana tantangan ini merupakan sumber kelemahan, yaitu kemiskinan, kelaparan, korupsi, ketimpangan pendidikan, dan ketidakmampuan mengelola dan menjaga sumber daya kita masing-masing,” ujar Prabowo.
Ia juga menyambut baik tema konferensi tahun ini, “PUIC Silver Jubilee – Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience”, yang dinilainya sangat tepat waktu dan relevan. Menurut Prabowo, kebangkitan dunia Islam harus dimulai dari dalam dengan memperbaiki tata kelola, memberantas korupsi, dan menguatkan institusi.
“Tanpa tata kelola yang baik dan kuat, tanpa pemimpin yang jujur, negara tidak akan pernah memiliki daya tahan. Apalagi daya saing,” tegasnya.
Dalam pidato penuh semangat, Prabowo juga mengingatkan akan sejarah gemilang peradaban Islam yang dahulu memimpin dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia mengangkat nama Umar bin Khattab dan Muhammad Al-Fatih sebagai teladan kepemimpinan yang adil, progresif, dan berpihak pada umat.
Lebih jauh, Prabowo kembali menyuarakan dukungan penuh Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Ia mengajak negara-negara Islam untuk menghentikan penderitaan rakyat Palestina dengan tindakan nyata, bukan sekadar pernyataan dan resolusi.
“Sudah tiba waktunya, jangan kita sekadar berdiskusi. Jangan menyusun resolusi-resolusi lagi. Rakyat Palestina terlalu lama menjadi korban. Rakyat Palestina membutuhkan suatu tindakan yang nyata. Indonesia akan terus berdiri bersama Palestina,” pungkasnya.
