Siapa Sangka, Puasa Ternyata Berpengaruh ke kesehatan Mental


Oleh : Darin Brenda Iskarina

JAKARTA - Selama berpuasa, tubuh mengalami berbagai perubahan fisiologis yang tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga mental. Salah satu manfaat utama puasa adalah membantu menurunkan kadar hormon stres, seperti kortisol. Dengan berkurangnya produksi hormon ini, tubuh menjadi lebih rileks, dan perasaan cemas bisa lebih terkendali.

Selain itu, aktivitas ibadah selama bulan puasa, seperti berdoa dan membaca kitab suci, juga dapat memberikan efek menenangkan bagi pikiran. Rutinitas yang lebih terstruktur selama Ramadan membantu seseorang merasa lebih fokus dan memiliki tujuan yang jelas, sehingga dapat mengurangi stres dan kecemasan.

1. Puasa Meningkatkan Keseimbangan Hormon Bahagia

Puasa telah terbukti meningkatkan produksi hormon serotonin dan dopamin, yang dikenal sebagai "hormon bahagia." Ketika tubuh memasuki fase puasa, sistem saraf merangsang pelepasan endorfin, yang memberikan efek euforia ringan dan meningkatkan suasana hati.

Selain itu, perasaan syukur dan kebersamaan yang sering muncul selama Ramadan juga berkontribusi terhadap kesehatan mental. Berkumpul bersama keluarga saat berbuka puasa dan menjalankan ibadah secara kolektif dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan mengurangi perasaan kesepian.

2. Puasa dan Peningkatan Fokus serta Konsentrasi

Meskipun beberapa orang merasa lemas saat berpuasa, banyak yang justru merasakan peningkatan fokus dan kejernihan berpikir. Hal ini terjadi karena tubuh tidak perlu terus-menerus mencerna makanan, sehingga energi lebih dialokasikan untuk fungsi otak.

Puasa juga membantu meningkatkan fungsi kognitif dengan merangsang produksi brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yaitu protein yang berperan dalam pertumbuhan dan perlindungan sel-sel otak. Dengan meningkatnya kadar BDNF, seseorang dapat mengalami peningkatan daya ingat, fokus, serta kemampuan belajar.

3. Puasa dan Ketenangan Emosional

Selain memberikan manfaat fisik dan mental, puasa juga mengajarkan seseorang untuk lebih sabar dan mengendalikan emosi. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa, seseorang belajar untuk mengelola dorongan impulsif dan menjadi lebih disiplin.

Puasa juga melatih seseorang untuk lebih memahami dan merasakan empati terhadap orang-orang yang kurang beruntung. Dengan memahami perjuangan mereka yang mengalami kelaparan dan kesulitan, seseorang dapat lebih bersyukur dan memiliki hubungan sosial yang lebih baik.

Intinya Sobat Holopis, puasa tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga memiliki dampak yang sangat positif terhadap kesehatan mental. Dengan membantu mengurangi stres, meningkatkan hormon bahagia, serta meningkatkan fokus dan ketenangan emosional, puasa bisa menjadi cara alami untuk menjaga keseimbangan jiwa.

Semoga puasanya lancar terus, Sobat Holopis!

 

Tampilan Utama
/