HOLOPIS.COM, JAKARTA – Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengenalkan Asta Protas Kemenag Berdampak atau delapan program prioritas Kementerian Agama yang berdampak.
Menag mengungkapkan, bahwa delapan program itu merupakan langkah konkret pihaknya mendukung Asta Cita, serta 17 program prioritas yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
“Asta Protas ini berisi delapan program besar, yang outputnya diharapkan berdampak langsung pada masyarakat serta berkontribusi terhadap penyelesaian Asta Cita dan 17 program prioritas Presiden dan Wapres,” kata Menag dalam keterangan tertulis, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (7/3).
Dia mengungkapkan, bahwa Asta Protas Kemenag akan dilaksanakan mulai tahun ini hingga masa kerja Kabinet Merah Putih berakhir pada tahun 2029 mendatang.
“Ini insyaAllah akan kita kerjakan selama periode 2025 sampai 2029,” tambahnya.
Adapun delapan program yang masuk dalam Asta Protas Kemenag Berdampak itu meliputi: (1) Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan; (2) Penguatan Ekoteologi; (3) Layanan Keagamaan Berdampak; (4) Mewujudkan Pendidikan Unggul, Ramah, dan Terintegrasi; (5) Pemberdayaan Pesantren; (6) Pemberdayaan Ekonomi Umat; (7) Sukses Haji; dan (8) Digitalisasi Tata Kelola.
1. Meningkatkan Kerukunan dan Cinta Kemanusiaan
Ada lima hal penting yang dilakukan, antara lain adalah upaya peningkatan kualitas kerukunan, penguatan moderasi beragama pengembangan dan insersi kurikulum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan.
Pemberdayaan dan pemeliharaan rumah ibadah terus dilakukan, diiringi penguatan pembinaan umat.
“Regulasi kerukunan umat beragama akan kita perkuat, termasuk penguatan peran KUA untuk mendeteksi dini potensi konflik berdimensi keagamaan,” sebut Menag
“Kita akan lakukan pengembangan dan insersi kurikukum berbasis cinta kemanusiaan dan penghargaan terhadap perbedaan di lembaga pendidikan dan kediklatan binaan Kemenag,” sambungnya.
2. Penguatan Ekologi
Krisis iklim menjadi isu global. Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan. Itu harus berangkat dari pemahaman dan kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi. Agama kaya akan nilai pelestarian lingkungan.
Di Islam ada konsep khilafah yang harus dipahami manusia sebagai pelestari alam raya. Ada ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu, dan Laudato Si’ dalam Katolik.



