HOLOPIS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mengatakan bahwa peran Nahdlatul Ulama dan khususnya para alim ulama dan kiai merupakan salah satu cikal bakal eksistensi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Saya kira pantas bahwa tekad dari pemimpin saudara-saudara untuk menjaga warisan (negara) ini,” kata Prabowo dalam sambutannya di Harlah ke 102 Nahdlatul Ulama di The Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).
Bahkan ia juga menyinggung soal bagaimana perjuangan pada 10 November 1945 yang menjadi pertempuran Surabaya dan kini dikenang sebagai Hari Pahlawan tersebut. Di mana dikatakan Prabowo, ada peran para alim ulama dalam peristiwa pengusiran penjajah Belanda kala itu.
Baca juga :
- Diluncurkan 24 Februari 2025, Ternyata Begini Arti Nama Danantara
- Eksportir Tak Patuh Aturan Baru DHE SDA, Siap-siap Gak Bisa Ekspor
- Prabowo Bakal Luncurkan BPI Danantara 24 Februari 2025
- Kebijakan DHE SDA Berlaku 1 Maret, Devisa Bisa Capai USD 100 Miliar
- Bank Emas Pertama di Indonesia Akan Segera Diresmikan Prabowo
“Proklamasi lahir di Jakarta, ujian terhadap proklamasi tersebut diuji di banyak tempat, yang paling besar antaranya di Surabaya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Negara tersebut pun menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan tinggi kepada para pimpinan Nahdlatul Ulama dari masa ke masa yang memiliki tekad kuat untuk memperjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Bahwa para pimpinan NU dari masa ke masa konsekuen terus menjaga bahwa Nahdlatul Ulama merupakan organisasi besar, rumah besar, para ulama, para pemuka islam yang memperjuangkan Islam yang damai, Islam yang sejuk, Islam yang rahmatan lil alamin,” ucapnya.
Bahkan sejauh ini, Prabowo Subianto merasakan sendiri bagaimana sepak terjang dan peran Nahdlatul Ulama dalam keikutsertaannya dalam memperjuangan kepentingan umat, bangsa dan negara.
“Dan dari dulu saya merasakan tekad NU, keberpihakan NU, komitmen NU untuk mempertahankan NKRI, untuk menjadi barisan terdepat pembela tanah air,” tandasnya.
Dengan demikian, Prabowo menilai bahwa NU patut disebut sebagai organisasi kemasyarakatan yang agamis dan nasionlis.
“Saya kira itu sangat pantas bahwa NU bs dikatakan kelompok religius yang nasionalis. Kalau kami kelompok nasionalis yang relijius,” tukasnya.