JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto menyambut kedatangan Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla di Istana Kepresidenan, Jakarta, untuk makan siang bersama, Pada Selasa (4/2).
Momen ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi kesempatan bagi kedua tokoh ini untuk membahas berbagai isu strategis.
“Habis makan baru kita bicara serius,” ujar Prabowo sambil tersenyum, mengawali pertemuan tersebut dengan suasana yang akrab seperti dikutip Holopis.com.
Baca juga :
- Foto : Presiden Prabowo Sidak Program Makan Bergizi Gratis di Bogor
- Prabowo Ingatkan Pers Waspada Berita Hoaks dan Adu Domba
- Peringati HPN ke-79 2025, Presiden Prabowo Harap Pers Indonesia Selalu Utamakan Kepentingan Bangsa
- Erdogan Kunjungi Prabowo Pekan Depan
- Habib Syakur Ingatkan Misi Prabowo Utama Perkokoh Ideologi Pancasila, Bukan Khilafah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang turut hadir dalam pertemuan itu, menyatakan bahwa pembahasan utama adalah mengenai penyerapan gabah yang efektif untuk bangsa dan negara.
Jusuf Kalla, dengan pengalaman panjangnya, memberikan berbagai masukan berharga, termasuk mengenai revolusi hijau dan program Bimas.
“Ya Pak JK (Jusuf Kalla) memberi masukan, karena beliau banyak pengalaman, memberi masukan bagaimana ke depan. Bagaimana serap gabah, bagaimana dulu revolusi hijau, bagaimana Bimas memberi masukan dan itu adalah masukan yang baik untuk kami,” tutur Amran ke awak media.
Lebih lanjut, Amran juga memaparkan bahwa kedua tokoh membahas soal isu pangan jelang bulan Ramadhan yang akan berlangsung bulan depan agar dapat terjaga.
“Yang kedua adalah persiapan menghadapi Ramadan. Kita menjaga agar pasokan pangan, minyak goreng, kemudian daging, beras Insya Allah aman, stok kita banyak, ada 2 juta ton di bulog, ini kita siapkan. Kami yakin menghadapi bulan suci Ramadan nanti, kami yakin pangan relatif stabil,” lanjut Amran.
Turut mendampingi makan siang bersama Jusuf Kalla ini diantaranya Mensesneg Prasetyo Hadi, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.