JAKARTA – Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar membuka Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Internasional ke-4, yang dihelat di Jakarta mulai hari Rabu, 29 Januari 2025.
Dalam kesempatan itu, Menag menegaskan bahwa Al-Qur’an memberi perhatian terhadap pelestarian lingkungan. Ia menjelaskan bahwa Al-Qur’an tidak membenarkan segala tindakan ekploitasi alam.
“Ini menjadi tantangan bagi kita semua. Kita harus membuktikan bahwa Al-Qur’an memberi perhatian terhadap pelestarian lingkungan sebagai suatu keharusan,” ujarnya dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (29/1).
Baca juga :
- Kapan Pemerintah Tetapkan Awal Ramadan 1446 Hijriah?
- Kemenag Bakal Buka Perpanjangan Pelunasan Biaya Haji Jemaah Khusus Mulai Pekan Depan
- Pemerintah Minta Media Bawa Pesan Deklarasi Istiqlal Selama Bulan Ramadan
- Pelunasan Biaya Haji Jemaah Reguler Resmi Dibuka, Simak Besaran Tiap Embarkasi
- Menag Dukung Program Presiden Sejahterakan Guru
Menag menyebut, sebelumnya terdapat anggapan yang menyebut kitab-kitab suci, seperti Al-Qur’an, Injil, Taurat, dan Zabur sebagai penyebab kerusakan lingkungan. Dimana konsep manusia sebagai pemimpin (khalifah) di bumi telah digunakan untuk membenarkan eksploitasi alam.
“Namun, jika kita membaca Al-Qur’an secara utuh, banyak ayat yang menegaskan bahwa meskipun manusia berperan sebagai khalifah dan alam ditundukkan untuknya, manusia tetap diperintahkan untuk tidak melampaui batas,” jelasnya.
Pria yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengungkapkan, keberlanjutan bumi bergantung pada cara manusia merawatnya. Dikatakannya, pesan Al-Qur’an sangat jelas bahwa manusia mesti bersahabat dengan alam, bukan menaklukkan, menjinakkan, apalagi membinasakan.
“Al-Qur’an sejak awal memperkenalkan konsep bahwa tidak ada benda mati. Segala sesuatu di alam ini bertasbih, memuji, dan mencintai Allah. Tidak mungkin sesuatu bisa mencintai tanpa emosi. Dengan demikian, alam semesta bukan sekadar objek, tetapi juga subjek,” ucapnya.
Menurut Menag, lingkungan yang terjaga dengan baik merupakan faktor penting dalam membentuk manusia yang taat dan khusyuk dalam beribadah. “Tidak mungkin kita menjadi hamba yang taat dan khusyuk jika lingkungan kita rusak,” imbuhnya.