Senin, Februari 17, 2025
Holopis.comNewsRagamBMKG Sambangi Jateng, Peringatkan Ada Petaka Mengintai
Bookmarked News

BMKG Sambangi Jateng, Peringatkan Ada Petaka Mengintai

JAKARTA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyambangi Kantor Gubernur Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (27/1).

Kehadirannya di Kantor Gubernur Jateng adalah untuk menghadiri Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, yang dipimpin Pj. Gubernur Jateng, Nana Sudjana.

- Advertisement -
JagoanHost - Hosting Murah Indonesia 2025

Dalam rapat tersebut, Dwikorita memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem yang akan melanda wilayah Jawa Tengah dalam beberapa hari mendatang.

Baca juga :

Dia mengungkapkan, bahwa puncak musim hujan yang terjadi pada Januari hingga Februari 2025 memicu risiko bencana hidrometeorologi, termasuk banjir, longsor, dan banjir rob di kawasan pesisir.

Analisis dinamika atmosfer terkini, kata dia, menunjukkan adanya peningkatan kelembapan udara dan labilitas lokal yang tinggi, didukung aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang atmosfer lainnya.

- Advertisement -

“Hal ini memicu pembentukan awan konvektif dan hujan lebat di wilayah Jawa Tengah,” ujar Dwikorita dalam keterangannya, yang dikutip Holopis.com Rabu (29/1).

BMKG memprediksi curah hujan kategori menengah hingga sangat tinggi (>500 mm) di sebagian besar wilayah Jawa Tengah. Peringatan dini curah hujan tinggi telah dikeluarkan untuk beberapa daerah, seperti Pemalang, Batang, dan Jepara.

Selain itu, potensi banjir rob di pesisir utara diperkirakan terjadi pada 31 Januari 2025. Selain curah hujan, gelombang laut dengan kategori sedang (1,25–2,5 meter) di Laut Jawa dan Samudra Hindia juga diperkirakan dapat mengganggu aktivitas pelayaran dan perikanan.

Dalam kesempatan itu, Dwikorita juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.

Beberapa langkah antisipasi yang direkomendasikan meliputi, menghindari aktivitas di kawasan rawan longsor saat hujan, memastikan saluran drainase di sekitar lereng berfungsi optimal, serta memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.

Dwikorita juga menegaskan pentingnya pemahaman terhadap tanda-tanda awal bencana. “Jika melihat gejala seperti tanah retak, rembesan air, atau pohon yang tiba-tiba miring, segera laporkan ke aparat berwenang untuk langkah evakuasi,” imbuhnya.

Dengan potensi cuaca ekstrem yang tinggi, BMKG mengajak seluruh pihak untuk tetap tenang, waspada, dan siaga menghadapi dampak cuaca ekstrem di Jawa Tengah.

Sebelumnya, BMKG bersama BPBD Kab. Boyolali dan Pemerintah Daerah terkait juga melakukan survei lapangan dan sosialisasi ke lokasi rawan longsor yang berada di Desa Jrakah, Boyolali, untuk antisipasi lebih lanjut potensi hujan ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

BERITA TERBARU

VIRAL

BERITA LAINNYA