JAKARTA – Maag dan GERD adalah dua kondisi yang sering dianggap serupa karena sama-sama melibatkan lambung. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar, baik dari segi penyebab, gejala, maupun pengobatan.
Maag, atau dikenal secara medis sebagai gastritis, adalah peradangan pada lapisan lambung. Penyebabnya beragam, mulai dari infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), konsumsi alkohol berlebihan, hingga stres.
Maag sering ditandai dengan gejala nyeri di perut bagian atas, rasa kembung, mual, muntah, serta hilangnya nafsu makan. Faktor makanan, seperti makanan pedas dan berlemak, juga sering memicu kondisi ini.
Baca juga :
Sementara itu, GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah kondisi kronis di mana asam lambung naik ke esofagus akibat melemahnya otot sfingter esofagus bagian bawah. Hal ini menyebabkan sensasi terbakar di dada atau heartburn, regurgitasi asam ke mulut, batuk kering, serta kesulitan menelan.
GERD sering dipicu oleh kebiasaan makan yang buruk, obesitas, kehamilan, atau kebiasaan seperti merokok dan konsumsi alkohol.
Meski gejalanya berbeda, maag dan GERD dapat saling terkait. Maag yang tidak diobati dapat memicu produksi asam lambung berlebih, yang memperburuk gejala GERD. Sebaliknya, GERD yang parah dapat menyebabkan iritasi pada lambung, memperparah maag.
Untuk diagnosis, maag biasanya dideteksi melalui pemeriksaan fisik, endoskopi, atau tes untuk mendeteksi infeksi H. pylori. GERD, di sisi lain, memerlukan pemeriksaan lebih mendalam, seperti pH-metry untuk mengukur kadar asam di esofagus.
Pengobatan maag melibatkan penggunaan antasida, penghambat pompa proton (PPI), atau antibiotik jika ada infeksi bakteri.
Sementara itu, GERD membutuhkan pendekatan serupa, ditambah dengan perubahan gaya hidup, seperti menurunkan berat badan, menghindari makanan pemicu, dan tidak berbaring setelah makan.
Meski berbeda, maag dan GERD sama-sama memerlukan perhatian medis untuk mencegah komplikasi serius, seperti tukak lambung atau esofagus Barrett.
Jika Anda mengalami gejala salah satu kondisi ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.