JAKARTA – Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Internasional ke-4, yang akan berlangsung di Jakarta pada 28 Januari hingga 2 Februari 2025.
Setidaknya sebanyak 60 peserta dari 38 negara akan turut berpartisipasi dalam event internasional tersebut. Dimana 60 peserta tersebut merupakan mereka yang lolos seleksi secara online pada Desember 2023.
Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama (Kemenag), Ahmad Zayadi menyampaikan, persiapan penyelenggaraan MTQ di Jakarta sudah hampir mencapai 100 persen.
Baca juga :
- Permudah Khatib, Kemenag Sediakan 200 Naskah Khotbah Jumat
- Menag Harap Ponpes dan Santri Tak Henti Jadi Benteng Ideologi Bangsa
- Indonesia Jadi Tuan Rumah MTQ Internasional ke-4, Diikuti 60 Peserta dari 38 Negara
- Peringati Isra’ Mi’raj, Menag : Umat Muslim Tegakkan Salat
- 923 Jemaah Isi Kuota Haji Khusus 2025
Dia mengatakan, sebanyak 22 dewan hakim berstandar internasional telah dipastikan hadir. Dimana 15 di antaranya berasal dari Indonesia, sementara lainnya dari Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara.
“Sebanyak 38 negara dipastikan berpartisipasi dengan total 60 peserta dari Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika,” ujarnya dalam keterangan tertulis, seperti dikutip Holopis.com, Senin (27/1).
Zayadi mengatakan, bahwa tema yang diusung dalam MTQ ke-4 Tingkat Internasional tersebut yakni ‘Al-Qur’an, Environment, and Humanity for Global Harmony’.
Ia menjelaskan, tema tersebut dipilih untuk menegaskan Al-Qur’an sebagai rujukan lengkap yang tidak hanya mengatur peribadatan, tetapi juga berbicara tentang pelestarian lingkungan hidup dan kemanusiaan.
“Kami berharap, MTQ Internasional ke-4 ini dapat menjadi momentum untuk mempererat hubungan antarmanusia, menjaga kelestarian bumi, dan menunjukkan kepada dunia tentang harmoni keberagaman Indonesia,” harapnya.
MTQ ini, kata dia, juga berfungsi sebagai momentum untuk memperkenalkan Indonesia sebagai negara dengan keberagaman agama, suku, dan budaya yang mampu hidup berdampingan secara harmonis.
“Indonesia diharapkan menjadi contoh bagi dunia dalam mengelola keberagaman,” tambahnya.
Adapun nantinya, penyelenggaraan MTQ di Jakarta tak hanya diisi oleh kompetisi utama. Berbagai kegiatan lainnya juga akan memeriahkan acara, termasuk seminar Al-Qur’an, pameran kaligrafi internasional, workshop penulisan Al-Qur’an dengan narasumber mancanegara, dan city tour di tiga lokasi.
“Kunjungan akan dilakukan ke Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Unit Percetakan Al-Qur’an, dan Masjid Istiqlal, yang akan menampilkan pameran harmoni di Terowongan Silaturahmi,” ucapnya.
Selain itu, MTQ tahun ini mengedepankan digitalisasi dalam berbagai aspek, termasuk tampilan panggung, aplikasi e-Maqra’, dan live streaming.
Lebih lanjut, Zayadi mengungkapkan bahwa jumlah negara yang berpartisipasi menjadi peserta mengalami peningkatan, dari 21 negara pada 2015 menjadi 38 negara pada 2025.
“Ini mencerminkan semakin luasnya daya tarik dan pengaruh MTQ tingkat internasional,” tuturnya.
Sementara itu, Kasubdit Lembaga Tilawah dan Musabaqah Al-Qur’an, Rijal Ahmad Rangkuty menambahkan, Kemenag menggandeng berbagai pihak dalam penyelenggaraan MTQ Internasional, termasuk Kementerian Luar Negeri.
“Kami berkomitmen menampilkan kapasitas dan kapabilitas terbaik. Komunikasi dengan peserta dan dewan juri internasional pun terus diperkuat agar pelaksanaan MTQ berjalan optimal,” tandas Rijal.