JAKARTA – Sudah nyaris dua tahun yang lalu sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyudahi pandemi Covid-19 pada 5 Mei 2023. Meskipun virus tersebut dikatakan masih ada, namun masyarakat di seluruh dunia sudah tidak memperlakukan Covid-19 sebagai pandemi yang mengkhawatirkan lagi seperti di awal 2020 hingga 3 tahun kemudian.
Namun penemuan baru terkait Covid-19 kembali menggemparkan masyarakat. Kali ini, Badan Intelijen Pusat (CIA) berdasarkan penemuan mereka, mengatakan bahwa Covid-19 lebih mungkin muncul dari sebuah laboratorium dibandingkan dari alam secara natural.
CIA mengakui bahwa sebelumnya selama bertahun-tahun, mereka tidak bisa menemukan apakah Covid-19 berasal dari laboratorium bocor atau tidak, namun di akhir pemerintahan Joe Biden, Mantan Direktur CIA William Burns kemudian meminta para analis dan ilmuwan untuk mengambil kesimpulan yang jelas.
“Lebih mungkin terjadi asal usul pandemi Covid-19 yang berhubungan dengan penelitian,” demikian disampaikan oleh CIA, dikutip Holopis.com, Minggu (26/1).
Namun, CIA mengatakan bahwa tetap ada kemungkinan bahwa penyebab awal dari Covid-19 memang dari alam dan di luar dari buatan manusia.
Sejarah Awal Mula COVID-19
Meskipun masih diselidiki CIA, namun sebuah versi terkait sejarah awal mulanya Covid-19 sudah diinformasikan ke masyarakat di seluruh dunia. Berdasarkan informasi yang selama ini diketahui banyak orang, COVID-19 dimulai pada November 2019, ketika virus ini muncul dalam skala kecil sebelum mewabah secara signifikan di Wuhan, Tiongkok, pada Desember 2019. Virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, pertama kali diyakini menjangkiti manusia di salah satu pasar “basah” di Wuhan, tempat di mana produk segar dan daging dijual.
Pada saat itu, kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Tiongkok mulai menerima laporan tentang sejumlah kasus pneumonia dengan penyebab yang belum diketahui, ditandai dengan gejala seperti demam dan sesak napas yang tampaknya terhubung dengan pasar tersebut.
Ketika COVID-19 mulai menyebar, infeksi juga dilaporkan pada individu yang tidak memiliki kontak langsung dengan hewan. Hal ini menunjukkan bahwa virus tersebut mampu ditularkan dari manusia ke manusia. Penyebaran ini berlanjut hingga ke Amerika Serikat dan berbagai belahan dunia, di mana orang-orang secara tidak sadar tertular dan menularkan virus. Dengan cepat, situasi ini berkembang menjadi pandemi, dan pada 11 Maret 2020, WHO secara resmi mengumumkan status pandemi global.