JAKARTA – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyampaikan stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga, meskipun dunia saat ini tengah menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global dan perbedaan pertumbuhan ekonomi antarnegara.
“Stabilitas sistem keuangan untuk triwulan IV-2024, menurut kami Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), tetap terjaga di tengah divergensi pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK, Jumat (24/1) seperti dikutip Holopis.com.
Wanita yang menjabat sebagai Ketua KSSK itu menjelaskan, bahwa ekonomi Indonesia menunjukkan daya tahan yang kuat, didukung oleh kenaikan investasi, terjaganya konsumsi rumah tangga, dan peningkatan belanja pemerintah.
Baca juga :
- Sri Mulyani Tegaskan Pemerintah Akan Lebih Berhati-hati Tarik Utang
- Sri Mulyani Sebut RI Tak Bisa Jiplak Kebijakan Kontroversial Argentina Pangkas Gaji Pejabat, Begini Alasannya
- KSSK Klaim Sistem Keuangan Stabil di Tengah Gejolak Global
- Sri Mulyani Minta Maaf Implementasi Coretax Tak Sesuai Harapan
- Begini Alasan Pemerintah Ingin Hemat Anggaran Rp 306,69 Triliun Tahun Ini
Beberapa faktor seperti pemilihan kepala daerah serentak pada November 2024 serta musim liburan akhir tahun, termasuk Natal dan Tahun Baru, juga memberikan dorongan positif bagi perekonomian pada triwulan IV-2024.
Di sisi eksternal, Indonesia berhasil mencatat surplus neraca perdagangan selama lima tahun berturut-turut hingga 2024.
Selain itu, indeks PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2024 kembali ke zona ekspansif, menandakan aktivitas industri yang membaik.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 5 persen year-on-year (yoy) pada 2024 dan meningkat menjadi 5,2 persen yoy di 2025.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK), kata Sri Mulyani juga terkendali, dengan tingkat inflasi sebesar 1,57 persen yoy pada Desember 2024.
Sementara itu, inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) terus menurun, yang didukung oleh peningkatan pasokan pangan akibat musim panen serta sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan.
Bendahara Negara itu juga menegaskan bahwa KSSK berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan mengantisipasi berbagai potensi risiko yang dapat timbul dari dinamika geopolitik global maupun dampaknya terhadap perekonomian domestik.
“Dalam hal ini, KSSK akan terus memperkuat respons kebijakan yang terkoordinasi dan kewaspadaan di dalam rangka memitigasi kemungkinan risiko bagi perekonomian dan stabilitas sistem keuangan,” ujar Menkeu.
