JAKARTA – Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) akhirnya resmi meluncurkan perdagangan kredit karbon secara internasional untuk pertama kalinya pada hari ini, Senin (20/1).
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman menyampaikan inisiatif perdagangan kredit karbon secara internasional menandakan, bahwa Indonesia siap berkontribusi signifikan untuk mencapai target penurunan emisi karbon global.
“IDX Carbon telah menjalankan sistem perdagangan yang solid dan dapat diandalkan yang mengintegrasikan best practise global ke dalam single platform,” ujar Iman dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com.
Perdagangan karbon di Indonesia selama ini hanya melibatkan pelaku pasar di dalam negeri. Meskipun menghadapi keterbatasan partisipan, IDX Carbon membukukan perkembangan perdagangan yang progresif.
BEI mencatat pada 2024, jumlah pengguna jasa di Bursa Karbon mencapai 104 partisipan dari 16 partisipan saat IDX Carbon diluncurkan pada September 2023.
Sementara itu, data IDX Carbon memperlihatkan total perdagangan unit karbon sejak awal diluncurkan sampai 10 Januari 2025 mencapai 1,13 juta ton CO2 ekuivalen, dengan nilai transaksi mencapai Rp58,86 miliar.
Menurutnya Iman, inagurasi perdagangan kredit karbon secara internasional pada hari ini menandakan kelengkapan dan kesiapan ekosistem IDX Carbon dalam memfasilitasi perdagangan karbon domestik dan lintas negara.
Lebih lanjut, pembukaan pasar karbon Indonesia untuk pembeli asing diharapkan dapat berkontribusi pada upaya pengurangan emisi gas rumah kaca.
Penawaran unit karbon sendiri telah dimulai sejak pekan kedua Januari 2025. IDXCarbon dalam situs resminya menyebutkan bahwa entitas internasional dapat mengklaim pengurangan emisi sebagaimana tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) setelah pembelian.