JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati berkomitmen untuk memperkuat peran dan fungsi Kementerian Keuangan (Kemenkeu), seiring dengan perubahan posisi Kemenkeu yang kini berada di bawah komando Presiden Prabowo Subianto.
Sri Mulyani mengatakan, Kemenkeu harus tidak bisa hanya bekerja dengan cara biasa, tetapi harus mengadopsi pendekatan yang lebih inovatif dan strategis dalam mendukung visi dan misi pemerintahan Presiden Prabowo.
“@kemenkeuri saat ini menjadi satu dari empat dalam strategic diamond bersama dengan @bappenasri, @kemenpanrb, dan @kemensetneg.ri yang bertanggungjawab dan melapor langsung ke Presiden,” ujarnya dalam unggahan di akun Instagramnya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (19/1).
“Dengan posisi yang semakin strategis, Kemenkeu harus bekerja beyond ‘business as usual’,” tegas Bendahara Negara tersebut.
Atas hal itu, Sri Mulyani mengaku telah berdiskusi bersama jajaran pimpinan Kemenkeu di Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan Kemenkeu selama dua hari, yakni pada 16-17 Januari 2025.
Dalam agenda tersebut, dibahas soal evaluasi kinerja Kemenkeu di tahun 2024, baik dari sisi penerimaan, belanja, kinerja makro ekonomi, hingga tata kelola organisasi, serta langkah-langkah perbaikan yang akan terus dilakukan untuk bisa mendukung visi misi pemerintahan Prabowo-Gibran.
Langkah-langkah perbaikan itu mencakup penguatan peran yang dilakukan dengan penajaman visi dan misi Kemenkeu tahun 2025-2029.
“Salah satunya melalui penguatan kelembagaan dengan adanya struktur organisasi baru setingkat eselon,” tutur Sri Mulyani.
Adapun struktur organisasi baru setingkat eselon yang dimaksud yakni Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal;
Ditjen Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan; dan Badan Teknologi, Informasi, dan Intelijen Keuangan.
Selain itu, yang perlu dilakukan juga adalah Perubahan Peta Probis dari semula berfokus pada process-based menjadi outcome-based.
Pendekatan baru ini bertujuan memastikan bahwa setiap kebijakan dan program yang diterapkan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Dengan adanya pendekatan baru itu, dia berharap Kemenkeu dapat mengaja perannya dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen utama negara, dan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat.
“Kemenkeu harus achieve better untuk bisa menjaga peran APBN sebagai instrumen andalan dan memberikan manfaat semaksimal mungkin untuk masyarakat Indonesia,” pungkasnya.