JAKARTA – Kelompok militan Hamas akan mengembalikan sandera pertama mereka pada hari Minggu (19/1) nanti, berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang sudah disetujui antara Hamas dan Israel. Kabar tersebut sudah dikonfirmasi oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diberitahu oleh tim perunding bahwa kesepakatan telah dicapai mengenai kesepakatan untuk membebaskan para sandera,” demikian diumumkan oleh kantor Benjamin Netanyahu, dikutip Holopis.com, Jum’at (18/1).
Jika gencatan senjata ini berhasil, maka pertempuran yang sudah membunuh lebih dari 46.000 masyarakat Palestina akhirnya akan dihentikan.
Sebagai informasi, sejauh ini pasukan militer Israel sudah membunuh setidaknya sebanyak 46.788 warga Palestina, sejak 7 Oktober 2023. Sementara pasukan Hamas sudah membunuh setidaknya 1.139 warga Israel.
Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, Hamas dan Israel akhirnya sudah mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata di Gaza. Kabar ini pun langsung membuat banyak pihak senang dan lega setelah perang ini berlangsung selama lebih dari satu tahun dan emakan puluhan ribu korban.
Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa gencatan senjata ini akan mulai berlaku pada hari Minggu (19/1).
Ia juga berterima kasih kepada berbagai pihak yang memiliki kontribusi terhadap perjanjian ini.
“Banyak berterimakasih dengan saudara-saudara dan kerjasama tim dari Mesir dan Menteri Hassan Al Rashad yang berkontribusi dan kerja keras dalam kerja sama dengan saudara-saudara Qatar mereka untuk mendapatkan persetujuan ini,” kata Perdana Menteri Sheikh Mohammed, dikutip Holopis.com.
Sementara itu Sobat Holopis, nantinya fase pertama gencatan senjata ini akan berlangsung selama 42 hari. Pasukan Israel akan ditarik dan jauh dari area yang banyak masyarakat.
Nantinya juga akan dilakukan pengembalian para sandera dan pertukaran sandera
Sebelumnya, iming-iming gencatan senjata akan terjadi pada minggu ini sudah diumumkan oleh Amerika Serikat. Joe Biden dikabarkan juga sudah berbicara lewat telfon dengan PM Israel Benjamin Netanyahu terkait desakan gencatan senjata.
Hamas mengatakan bahwa perjanjian gencatan senjata ini adalah sebuah pencapaian bagi rakyat Palestina dan merupakan sebuah titik balik.