JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto merasa geram dengan ulah sejumlah pengusaha dan masyarakat Indonesia yang kerap melakukan pemborosan.
Hal itu disampaikan Presiden Prabowo Subianto saat memberikan sambutan di Musyawarah Nasional Konsolidasi Persatuan Kadin Indonesia.
Dimana mulanya Presiden Prabowo menyebut banyak kekayaan alam di Indonesia yang tidak bisa dimanfaatkan dengan baik dan malah cenderung jadi pemborosan.
“Saya katakan dan kita semua tahu bahwa Indonesia sangat kaya, tapi kekayaan ini sering tidak kita kelola dengan baik dan dengan akal sehat, dan selanjutnya kita sering melakukan pemborosan,” kata Prabowo dalam pernyataannya pada Kamis (17/1).
Dengan santai, Presiden Prabowo kemudian menunjuk para pengusaha di Kadin yang lebih paham dengan apa yang telah disampaikannya.
“Saudara-saudara sebagai pengusaha seharusnya Saudara-saudara yang lebih paham,” ujarnya.
Prabowo kemudian menggunakan analogi sebuah perusahaan yang tidak akan mungkin bisa bertahan lama jika selalu melakukan pemborosan.
“Perusahaan yang tidak efisien, perusahaan yang bekerja dengan seenaknya tidak mungkin survive. Kalau pengeluaran lebih besar dari pemasukan, ya sudah, itu menuju pailit,” tukasnya.
“Tidak mungkin ada organisasi yang survive kalau pengeluaran lebih besar dari pemasukan,” imbuhnya.
Praktek kecurangan itu pun kemudian menurut Prabowo Subianto, menjadi pembelajaran baginya dalam menjalankan pemerintahan. Mantan Danjen Kopassus itu bahkan mengingatkan bahwa dirinya paham dengan praktik negatif yang masih kerap terjadi di sebuah institusi.
“Karena itu, saya bertekad memimpin suatu pemerintahan yang efisien. Saya paham banyak yang enggak percaya bahwa ini bisa tercapai, saya paham. Saya paham bahwa setiap organisasi, setiap institusi, apalagi yang sudah terbiasa bertahun-tahun dengan praktik-praktik tidak efisien, pemborosan, akan berusaha untuk mengakal-akalin pimpinan,” bebernya.
“Sudah saya katakan berkali-kali, saya sudah lama jadi orang Indonesia. Teknik akal-akal itu semua saya paham. Jadi, sudah saya buktikan,” lanjutnya.