JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi kembali melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (15/1). Hal ini seiring dengan pergerakan indeks anjlok di bawah level 7.000 pada perdagangan Selasa (14/1) kemarin.
Pada perdagangan kemarin, IHSG harus pasrah ditutup melemah 0,86 persen ke 6.956,66 poin. Dengan pelemahan ini, IHSG pun berpeluang untuk kembali melemah di kisaran 6.900.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan mengatakan, bahwa pelemahan tersebut terlihat secara teknikal, dimana indikator MACD cenderung mendatar dengan Stochastic RSI mendekati area oversold.
“Kami memperkirakan IHSG dapat terkonsolidasi pada support 6.900-6.930,” katanya dalam riset hariannya, seperti dikutip Holopis.com, Rabu (15/1).
Valdy tentu berharap, keputusan Bank Indonesia (BI) soal suku bunga acuan dan data pertumbuhan kredit dapat menahan pelemahan IHSG tak turun lebih dalam.
Adapun BI sendiri diperkirakan kembali mempertahankan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate (7DRRR) di level 6 persen dengan deposit rate sebesar 5,25 persen dan lending rate 6.75 persen.
“Sejalan dengan hal ini, pertumbuhan kredit di Desember 2024 diperkirakan masih tumbuh double digit (10 persen) meskipun perekonomian global serta nilai tukar Rupiah belum mendukung,” kata Valdy.
Valdy menilai, terdapat peluang bahwa penurunan harga saham bank-bank berkapitalisasi besar tersebut sudah merefleksikan sejumlah isu yang dikhawatirkan berdampak negatif ke kinerja bank.
Isu tersebut di antaranya yakni kebijakan hapus utang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2024 dan kewajiban bank dan lembaga non keuangan untuk mendanai proyek hilirisasi.
Beralih ke bursa global, Dow Jones Index Average (DJIA) melanjutkan penguatan sebesar 0,52 persen setelah pasar merespons positif data Producer Price Index (PPI) sebesar 3,3 persen di Desember 2024.
Angka itu diketahui lebih rendah dari perkiraan pasar sebelumnya, yang berada di angka 3,5 persen.
Selanjutnya, pasar mengantisipasi indikator inflasi lain yaitu Consumer Price Index (CPI). Sayangnya, untuk realisasi CPI pada Desember 2024 diperkirakan meningkat 20 bps ke 2,9 persen.
“Kenaikan CPI akan memperkuat keyakinan pemangkasan suku bunga acuan lebih sedikit oleh the Fed,” katanya.
Kemudian dari pasar komoditas, harga minyak bumi mengalami pullback lebih dari 1 persen setelah muncul proyeksi peningkatan produksi minyak AS, proyeksi ini menguat setelah adanya peningkatan di awal pekan.