yandex
Jumat, 10 Januari 2025

Hari Tritura 10 Januari : Begini Sejarah, Isi dan Dampaknya

JAKARTA – Hari Tritura, yang diperingati setiap tanggal 10 Januari, merupakan tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang perjuangan mahasiswa dan pemuda dalam menuntut perubahan demi perbaikan bangsa.

Pasalnya pada 10 Januari 1966, kelompok mahasiswa dan pemuda menyuarakan Tri Tuntutan Rakyat yang dikenal Tritura, sebagai respon terhadap situasi politik dan ekonomi yang genting pasca peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S).

Sejarah Hari Tritura

Setelah tragedi G30S 1965, di mana sejumlah perwira tinggi militer Indonesia menjadi korban, situasi politik dan ekonomi Indonesia memburuk. Pemerintah dianggap lamban dalam menangani Partai Komunis Indonesia (PKI), yang diduga terlibat dalam peristiwa tersebut.

Selain itu, kondisi ekonomi yang semakin memburuk dengan inflasi tinggi dan kelangkaan bahan pokok menambah ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan saat itu, yang masih dipimpin oleh Soekarno.

Isi Tritura

Pada 10 Januari 1966, mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) bersama organisasi lain seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) mengajukan tiga tuntutan utama kepada pemerintah, yang dikenal sebagai Tritura:

1. Pembubaran PKI

Tuntutan pertama yakni menuntut pemerintah untuk segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta organisasi masyarakat (ormas) di bawahnya.

Pasalnya, pada saat itu PKI sebagai partai politik yang ikut menjadi pemenang Pemilu I 1955, namun PKI malah terlibat menjadi dalang dalam pemberontakan G30S/PKI.

2. Perombakan Kabinet Dwikora

Tuntutan kedua yakni menuntut perombakan kabinet yang dianggap tidak mampu mengendalikan kestabilan politik, ekonomi, dan sosial, serta masih melibatkan tokoh-tokoh yang terafiliasi dengan PKI.

3. Penurunan Harga

Yang ketiga yakni menuntut pemerintah untuk menurunkan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi akibat kebijakan ekonomi yang kurang tepat.

Oleh karena situasi inilah, yang membuat kaum muda bersama sama partai politik, serta organisasi pemuda, melakukan gerakan moral (moral force).

Dampak dan Perkembangan

Menanggapi tuntutan tersebut, pada 21 Februari 1966, Presiden Soekarno melakukan perombakan kabinet. Namun, beberapa tokoh yang terafiliasi dengan PKI masih dipertahankan, memicu kekecewaan lebih lanjut di kalangan mahasiswa.

Aksi demonstrasi berlanjut, dan pada 24 Februari 1966, seorang mahasiswa Universitas Indonesia bernama Arif Rahman Hakim tewas tertembak dalam unjuk rasa, yang semakin meningkatkan tekanan terhadap pemerintah.

Situasi ini mendorong Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang memberikan wewenang kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan dalam memulihkan keamanan dan ketertiban.

Supersemar menjadi awal dari transisi menuju Orde Baru, dengan Soeharto mengambil peran dominan dalam pemerintahan, yang pada akhirnya mengubah sistem pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin, menjadi Demokrasi Pancasila.

Peringatan Hari Tritura

Untuk mengenang perjuangan mahasiswa dan pemuda dalam menuntut perubahan demi perbaikan bangsa, setiap tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Tritura.

Sebab tuntutan Tritura menjadi bermakna dengan dukungan pemuda, rakyat, serta angkatan bersenjata dalam mewujudkan ketatanegaraan yang lebih baik.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral