yandex
Jumat, 10 Januari 2025

PB SEMMI : Keberanian Bripka Aditya Patut Diapresiasi

Bripka Aditya contoh polisi yang humanis, berhati nurani, bertanggung jawab atas profesinya.

JAKARTA – Direktur Lembaga Bantuan Hukum Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (LBH PB SEMMI) Gurun Arisastra menilai keberanian Bripka Aditya Munartono patut diapresiasi oleh masyarakat Indonesia.

“Saya rasa ini wajib diapresiasi oleh Polri dan masyarakat atas profesinya sebagai polisi yang berhati nurani,” kata Gurun kepada Holopis.com, Kamis (9/1).

Kemudian, Gurun juga menyampaikan apresiasi kepada Kapolri yang memberikan gelar anumerta atau kenaikan pangkat luar biasa kepada Bripka Aditya Munartono.

“Saya apresiasi polri yang memberikan penghargaan anumerta atas jasa Bripka Aditya Munartono meninggal dunia karena menyelamatkan seorang anak remaja yang menjadi wisatawan hampir tenggelam saat itu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Gurun menilai bahwa banyak polisi yang baik di Indonesia. Salah satunya adalah Bripka Aditya.

“Bripka Aditya contoh polisi yang humanis, berhati nurani, bertanggung jawab atas profesinya,” tandasnya.

Lantas, ia pun berharap ketulusan hati dan keberanian Aditya Munartono bisa menjadi suri tauladan yang baik bagi seluruh anggota Polri di seluruh Indonesia.

“Wajib ditiru dan dijadikan inspirasi bagi anggota polisi seluruh Indonesia,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Bripka Aditya Munartono meninggal dunia saat berupaya menyelamatkan seorang wisatawan yang hampir tenggelam di Pantai Barat Pangandaran, Jumat (3/1/2025) sekitar pukul 15.30 WIB.

Kejadian tersebut berlangsung di depan Hotel Century, Pos 4 Penjaga Pantai Dusun Karangsari, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Kronologi kejadian tersebut, Bripka Aditya bersama rekannya, Bripka Wahyu, sedang berenang bersama keluarga di sekitar Pos 4 Pantai Barat Pangandaran. Mereka melihat seorang wisatawan bernama Sevina Azahra (14) dalam kondisi hampir tenggelam.

Kedua anggota Polri tersebut tanpa ragu memberikan pertolongan, tetapi arus laut yang kuat dan ombak besar membuat Bripka Aditya, Sevina, serta seorang saksi mata bernama Supri (48) terseret hingga 40 meter dari bibir pantai.

Bripka Wahyu menyelamatkan diri menggunakan boogie board, sedangkan Bripka Aditya dan Sevina akhirnya diselamatkan oleh sebuah kapal nelayan yang berada di lokasi.

Meski telah dilarikan ke RSUD Pandega Pangandaran, Bripka Aditya meninggal dunia dalam perjalanan. Berdasarkan keterangan pihak medis, ia meninggal dunia akibat tenggelam.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral