JAKARTA – Drama penangkapan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol masih terus berlanjut hingga saat ini. Pihak penyidik masih terus berusaha untuk menangkap Yoon Suk Yeol pada hari Jum’at (3/1). Namun aksi mereka masih dihalangi oleh beberapa penjagaan.
Penyelidik dari Kantor Investigasi Korupsi (CIO) mengeluarkan surat perintah untuk menahan Yoon Suk Yeol agar diinterogasi berkaitan dengan kontroversi deklarasi darurat militer yang ia lakukan.
Namun saat memasuki kediaman Yoon Suk Yeol untuk menangkapnya, para penyelidik terpaksa harus mundur karena khawatir dengan keselamatan mereka sendiri.
“Ini sangat mengkhawatirkan, karena terjadi perselisihan antara berbagai cabang pemerintahan,” demikian disampaikan oleh Profesor Studi Korea di Universitas Oslo, dikutip Holopis.com, Sabtu (4/1).
Awalnya, majelis Hakim memberikan izin kepada mereka untuk memasuki rumah Yoon Suk Yeol, yang termasuk fasilitas sensitif. Namun ketika penyidik masuk, Dinas Keamanan Presiden (PSS_ sudah memasang barikade menggunakan minibus dan mobil agar penyidik tidak bisa memasuki rumah Yoon Suk Yeol.
Meskipun tidak menumpahkan darah, tetapi ketegangan dan penghadangan yang terjadi dikhawatirkan tidak menutup kemungkinan adanya pertumpahan darah.
Sekedar mengingatkan kembali Sobat Holopis, Presiden Yoon Suk Yeol awalnya diprotes banyak orang karena melakukan penerapan darurat, kemudian tiba-tiba membatalkannya hanya dalam waktu beberapa jam.
Presiden Yoon Suk Yeol langsung membatalkan penerapan darurat militer setelah baru saja mengumumkan bahwa negara tersebut dalam darurat militer untuk pertama kalinya setelah 50 tahun.
Keputusan mendadak Yoon Suk Yeol yang mengejutkan diumumkan pada pukul 23.00 malam waktu setempat. Ia menyebutkan adanya kekuatan anti negara serta ancaman dari musuh bebuyutan mereka, Korea Utara.
Tetapi tak lama kemudian, hanya dalam jarak waktu 6 jam, Yoon Suk Yeol tiba-tiba mencabut keputusan darurat militer tersebut.
Yoon Sook Yeo tiba-tiba membatalkan keputusannya setelah para anggota parlemen menentang deklarasi tersebut. Ia pun langsung menarik kembali pasukan militer yang sudah dikerakan.
Kondisi ini langsung mengundang kekacauan di antara masyarakat. Ada yang mengkritik dan menilai Presiden Yoon tidak tegas, ada pula kekhawatiran terkait terjadinya kudeta.
Sebagai informasi Sobat Holopis, terakhir kali Korea Selatan melakukan darurat militer adalah pada tahun 1979 setelah diktator militer Park Chung Hee terbunuh dalam kudeta. Kemudian darurat militer tak lagi dilakukan setelah demokrasi Korea Selatan pada tahun 1987.