JAKARTA – Penyelidik dari Korea Selatan mulai membersihkan puing-puing kecelakaan pesawat Jeju Air dari lokasi kejadian. Pada hari ini, Jum’at (3/1), penyelidik Korea Selatan membersihkan puing-puing pesawat Jeju Air yang menewaskan sebanyak 179 orang tersebut.
“Hari ini, kami akan mengangkat buntut pesawat menggunakan mobil derek,” kata Kepala Polisi provinsi Jeolla Selatan, Na Won Ho, dikutip Holopis.com, Jum’at (3/1).
Na Won Ho mengatakan ia curiga akan menemukan potongan-potongan jasad korban di area tersebut.
Ia juga memberikan informasi tambahan kepada masyarakat, bahwa pihaknya diprediksi akan menyelesaikan semua sisa-sisa dan menemukan hasil dari pencarian korban pada esok hari.
“Untuk semuanya selesai dan mendapatkan hasil, kami harus menunggu hingga besok,” kata Na Won Ho.
Sebagai informasi, sebanyak 179 korban sudah teridentifikasi. Sebagian jasad juga sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dilakukan pemakaman.
Penyebab Kecelakaan Belum Diketahui
Sebagai tambahan informasi, pesawat tersebut membawa 180 penumpang dan kru, yang bertolak dari Thailand ke Korea Selatan pada hari Minggu (29/12).
Pesawat tersebut mengalami kecelakaan ketika mendarat di bagian perut pesawat, dan kemudian menabrak sebuah tembok. Akibatnya, seluruh penumpang meninggal dunia kecuali 2 kru pesawat.
Hingga saat ini, penyebab pasti kecelakaan pesawat Jeju Air belum diketahui. Sejauh ini, para penyidik masih berkutat pada 3 kemungkinan, yang terdiri dari hewan burung, kesalahan landing, hingga pemasahgan tembok di landasan pesawat.
Jeju Air sebelumnya sudah pernah mengalami kecelakaan sejak didirikan tahun 2005. Di tahun 2007, sebuah Bombardier Q400 yang dioperasikan Jeju Air yang saat itu membawa 73 penumpang keluar dari landasan akibat angin kencang. Kecelakaan itu menyebabkan belasan orang luka-luka.
Sebagai tambahan informasi Sobat Holopis, industri penerbangan Korea Selatan sejauh ini memiliki rekam jejak yang sangat baik dalam bidang keselamatan berdasarkan penelitian para ahli.
Kecelakaan pesawat Jeju Air ini pun menambahkan sejarah yang kelam terhadap dunia penerbangan Korea Selatan.