yandex
Minggu, 5 Januari 2025

Singgung Vonis Ringan Harvey Moeis, Prabowo : Vonisnya Ya 50 Tahun

JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan komitmennya menyinggung ihwal vonis ringan yang dijatuhkan kepada terdakwa kasus korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambagan (IUP) PT Timah Tbk, Harvey Moeis.

Diketahui, bahwa suami dari aktris Sandra Dewi itu hanya divonis 6,5 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat. Padahal Harvey sendiri telah terbukti bersalah dan diduga menyebabkan kerugian negara hingga Rp300 triliun.

Atas hal itu, Prabowo kemudian berpesan kepada seluruh unsur penegak hukum di Indonesia agar senantiasa melakukan tugasnya dalam menegakkan hukum di Indonesia dengan sebaik-baiknya.

“Kalau sudah jelas melanggar, jelas mengakibatkan kerugian negara triliunan ya semua unsur lah, terutama hakim-hakim yang vonisnya jangan terlalu ringan lah. Nanti Prabowo dibilang gak ngerti hukum lagi,” kata Prabowo dalam arahannya di Musrenbangnas RPJMN 2025-2029, sepert dikutip Holopis.com, Senin (30/12).

Orang nomor satu di Indonesia itu kemudian mengatakan, bahwa rakyat mengetahui betul adanya kejanggalan ihwal vonis tersebut. Bahkan ia menduga terdakwa kasus korupsi tersebut akan mendapat fasilitas mewah selama menjalani hukuman di balik jeruji besi.

“Rakyat pun ngerti, rakyat di pinggir jalan pun ngerti, rampok ratusan triliun, vonisnya sekian tahun. Nanti jangan-jangan di penjara pake AC, punya kulkas, pake TV,” ujarnya.

Prabowo pun meminta jajarannya di Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk naik banding atas vonis mejelis hakim tersebut. Pun menurutnya, vonis yang tepat untuk seorang koruptor yakni 50 tahun penjara.

“Tolong menteri pemasyarakatan, Jaksa Agung, naik banding nggak? Naik banding!. Vonisnya ya 50 tahun kira-kira,” sebutnya.

Lebih lanjut, Prabowo lantas meminta semua jajaran Kabinet Merah Putih bersama-bersama berbenah diri kembali ke jati diri Bangsa Indonesia, sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.

“Kita semua, mari kita kembali ke jati diri kita, mari kita ke 17 Agustus 1945, cita-cita pendiri bangsa kita. Saya tidak mau menyalahkan siapa pun, ini kesalahan kolektif kita, mari kita bersihkan,” ujarnya.

“Makanya saya katakan, aparat, pemerintahan, kita gunakan ini untuk membersihkan, untuk membenahi diri, sebelum rakyat yang membersihkan kita, lebih baik kita bersihkan diri kita sendiri,” sambungnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral