JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana untuk menerapkan sistem teknologi perdagangan yang berstandar internasional, sekelas bursa Nasdaq Inc pada tahun 2026 mendatang.
Rencana tersebut sebagaimana disampaikan oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam koferensi pers di Jakarta, Senin (30/12).
“Jadi target kita di 2026 kita sudah menggunakan sistem Nasdaq,” kata Direktur Utama BEI Iman Rachman, dalam konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta Selatan, Senin (30/12).
Pada 24 April 2024, kata dia, BEI telah menjalin kerja sama dengan National Association of Securities Dealers Automated Quotations (Nasdaq) yang bermarkas di New York, Amerika Serikat.
“Kerja sama dengan Nasdaq untuk implementasi teknologi perdagangan dan pengawasan,” jelasnya.
Disampaikannya, bahwa kerja sama tersebut bertujuan untuk memperluas peningkatan platform perdagangan.
Direktur Teknologi dan Manajemen Risiko BEI, Sunandar mengatakan bahwa kerja sama tersebut juga mencakup perpanjangan kemitraan pengawasan pasar antara Nasdaq dengan BEI.
Selain itu, kesepakatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan bisnis Indeks BEI dalam membantu menumbuhkan ekosistem pasar modal global yang lebih dalam serta canggih.
Selain hubungan jangka panjang, sambung Sunandar, Nasdaq juga menyediakan teknologi pengawasan pasar untuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), platform teknologi inti yang menopang Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan solusi tresuri Calypso untuk Bank Indonesia.
“Dengan peningkatan sistem perdagangan dan infrastruktur teknologi ini, kami berharap dapat menjadi lebih kompetitif dan tetap menarik bagi investor domestik dan internasional,” terang Sunandar.