yandex
Minggu, 5 Januari 2025

Awas! Ada Berbagai Tantangan Ekonomi yang Mengintai di 2025

JAKARTA – Ada berbagai tantangan yang mengintai laju pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang. Sehingga menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejumlah tantangan ini perlu segera diantisipasi semua pihak, termasuk otoritas pasar modal.

Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara menuturkan, bahwa sejumlah tantangan pertumbuhan ekonomi tersebut meliputi tren inflasi, suku bunga bank sentral, geopolitik, hingga kebijakan ekonomi proteksionis Amerika Serikat (AS).

“Tantangan yang perlu kita antisipasi, mulai dari tren inflasi dan pertumbuhan PDB global, tren suku bunga bank sentral, dan tentunya tensi geopolitik yang masih berantem, dan kecenderungan arah kebijakan ekonomi dari Uncle Sam, yang menurut pendapat kami cenderung sedikit proteksionistis,” kata Aditya dalam konferensi pers di Jakarta, seperti dikutip Holopis.com, Senin (30/12).

Meskipun demikian, Aditya menjelaskan bahwa tingginya ketidakpastian di pasar global tidak hanya memengaruhi perekonomian Indonesia, tetapi juga banyak negara lain. Namun, ia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan stabilitas.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat berada di tingkat yang aman, yakni 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy). Hingga kuartal III tahun ini, kondisi tersebut tetap stabil.

“Alhamdulillah, perekonomian nasional kita masih cukup positif dan cenderung stabil. Jadi kalau kita lihat dari pertumbuhan ekonomi kuartal ke-3 tahun 2024,” ujar Aditya.

Di sisi lain, Aditya juga menyatakan bahwa pasar modal Indonesia mampu menunjukkan resiliensi positif meskipun menghadapi tantangan global di tahun 2024. Ia mengakui bahwa fundamental pertumbuhan ekonomi turut didukung oleh pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) yang berlangsung tahun ini.

“Kita sudah melewati proses pemilihan presiden, pemilihan legislatif, dan pilkada dengan baik, sehingga mampu menjaga pasar modal kita,” jelasnya.

Terkait kinerja pasar modal, Aditya mencatat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencapai level terendah di 7.036,57 pada 27 Desember 2024, turun 3,25% dibandingkan periode yang sama tahun lalu di angka 7.272 pada 29 Desember 2023.

Namun, kapitalisasi pasar atau market cap tercatat meningkat sebesar 5,05%. Data dari OJK menunjukkan kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 12.264 triliun pada 27 Desember 2024, naik dari Rp 11.674 triliun pada 29 Desember 2023.

Selain itu, peningkatan juga terlihat pada Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang naik sebesar 4,74%. OJK mencatat level ICBI berada di 392,36 pada 27 Desember 2024, meningkat dari 374,61 pada 29 Desember 2023.

Aditya juga mengungkapkan bahwa IHSG sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa atau all time high di level 7.905 pada 19 September 2024. Ia menilai IHSG sepanjang tahun ini menunjukkan pergerakan yang dinamis.

“Indeks bergerak cukup dinamis. Meskipun sempat menyentuh titik rendah, namun juga berhasil mencapai all time high sepanjang tahun 2024,” pungkasnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral