Advertisement

Jurus Sri Mulyani Keluarkan RI dari Kelompok Negara Ekonomi Rapuh

Advertisement

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan strategi kunci yang berhasil mengeluarkan Indonesia dari kelompok ‘fragile five’ atau lima negara dengan ekonomi rapuh.

Adapun istilah fragile ini pertama kali diperkenalkan oleh Morgan Stanley pada 2013, yang mencakup negara seperti Turki, India, Brasil, Afrika Selatan, dan Indonesia.

Menurut Sri Mulyani, langkah utama untuk memperbaiki posisi ekonomi Indonesia adalah menjaga independensi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan memperkuat pengawasan di sektor keuangan.

“Memulihkan stabilitas ekonomi makro dan membangun kredibilitas kebijakan ekonomi makro merupakan langkah yang sangat penting,” jelas Sri Mulyani dalam wawancara eksklusif dengan Finance & Development Magazine IMF, seperti dikutip Holopis.com, Jumat (27/12).

Dia menyebut Indonesia telah memiliki bank sentral yang independen dan mengonsolidasikan pengawasan serta pemantauan di sektor keuangan.

Selain itu, pemerintah terus berupaya menjaga kesehatan fiskal dengan mempertahankan rasio utang terhadap PDB pada tingkat yang rendah, sekaligus mendorong investasi sebanyak mungkin.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa momen krisis dimanfaatkan sebagai peluang untuk mendorong berbagai reformasi yang diperlukan.

“Kami mengalokasikan 20 persen anggaran untuk pendidikan, dan dana beasiswa yang baru telah mendukung 50.000 orang belajar di universitas-universitas terbaik dunia. Tentu saja, tidak semua pembiayaan bisa bersumber dari dana publik. Oleh karena itu, kami membangun kemitraan publik-swasta serta terus meningkatkan iklim bisnis dan investasi,” tambahnya.

Hasil dari berbagai kebijakan ini terlihat pada indikator ekonomi yang sebelumnya menjadi kelemahan Indonesia, seperti defisit transaksi berjalan atau current account deficit.

Kini, defisit tersebut dapat ditekan ke tingkat rendah, bahkan dalam beberapa periode mencatatkan surplus. Bank Indonesia menargetkan defisit transaksi berjalan berada dalam kisaran 0,5 persen hingga 1,3 persen dari PDB.

“Saat ini, neraca kita surplus dan sektor keuangan menunjukkan ketangguhan. Kami telah bekerja keras untuk membangun ketahanan ekonomi. Hasil ini bukan kebetulan, melainkan buah dari upaya yang disengaja dan terencana,” ujar Sri Mulyani dengan tegas.

Strategi yang diterapkan tidak hanya berhasil membawa Indonesia keluar dari kelompok ekonomi rapuh, tetapi juga memperkuat pondasi ekonomi nasional untuk menghadapi tantangan global di masa depan.

Share
Published by
Khoirudin Ainun Najib

Recent Posts

Hasil NBA : Cavaliers Terlalu Kuat Untuk Nuggets! Mitchell Cs Menang Lagi 135-149

Cleveland Cavaliers nampaknya masih terlalu tangguh bagi Denver Nuggets, pada lanjutan NBA kali ini Donovan…

5 menit ago

BI Umumkan Jadwal RDG Bulanan di 2025, Cek Sekarang!

Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan selama 1 (satu) tahun…

20 menit ago

Pengemudi Nyaris Tewas Gegara Bus Jaya Utama Asal Potong Lajur di Tol Tandes Surabaya

JAKARTA - Rakaman video dashcam tampak memperlihatkan detik-detik insiden kecelakaan yang menimpa seorang warga pengguna…

35 menit ago

Kemenkeu-BI Rapat Akhir Tahun Bahas Utang Negara, Begini Hasilnya

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Bank Indonesia (BI) menggelar rapat koordinasi (rakor) tahunan yang rutin dilakukan…

50 menit ago

PT AABBI Sah Jadi Pemegang Lisensi Nama Arema FC

Pembenahan secara bertahap dilakukan PT AABBI (Arema Aremania Berprestasi Indonesia). Perusahaan yang menaungi Arema FC…

1 jam ago

RESEP : Mie Goreng TekTek, Cita Rasa Jalanan yang Menggugah Selera

Mie goreng tektek adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang populer dan kerap dijumpai di…

1 jam ago