JAKARTA – Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo meminta umat untuk mengikuti keputusan yang diambil oleh pemerintah, termasuk ihwal kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Kendati demikian, ia meminta umat agar tetap kritis dalam menanggapi berbagai keputusan pemerintah, khususnya mengenai dampak-dampak yang mungkin timbul dari keputusan tersebut.
“Kalau pemerintah sudah memutuskan, tidak bisa lain, tidak suka, kecuali ikut di dalam arus ini dengan kritis,” kata Kardinal Suharyo dalam konferensi pers, Rabu (25/12) seperti dikutip Holopis.com.
“Artinya tidak kemudian pemerintah mau apa kita ikut enggak, tetapi kritis terhadap masalah-masalah yang mungkin timbul karena keputusan itu,” tambahnya.
Dia pun berpesan kepada para umat untuk terus menjaga prinsip-prinsip hidup sederhana, yang mana hal itu menjadi salah satu prinsip ajaran sosial gereja yang terus digaungkan pihaknya, termasuk terkait solidaritas.
“Tentu yang namanya hidup sederhana itu harus terus dijaga. Itulah sebabnya ketika saya bicara tentang ajaran sosial gereja, prinsip-prinsip ajaran sosial gereja mesti terus dipegang,” terang Kardinal Suharyo.
“Jadi tahun ini yang sudah hampir selesai Kauskupan Agung Jakarta itu menggaungkan semangat solidaritas. Tahun depan, artinya beberapa hari lagi dimulai tema yang keempat, yaitu memberi perhatian lebih kepada saudari-saudara kita yang kurang beruntung,” imbuhnya.
Kardinal Suharyo menekankan, bahwa prinsip-pronsip ajaran sosial gereja yang terus digaungkan oleh pihaknya, sejalan dengan hal-hal yang tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam memutuskan suatu kebijakan.
“Itulah pasti salah satu akibat, jadi misalnya kelas menengah semakin sedikit jumlahnya, kemampuan belanja semakin turun dan sebagainya. Sementara seringkali yang terjadi adalah untuk menganggapi situasi seperti itu, diambil jalan yang mungkin harus dipertimbangkan terus-menerus,” pungkasnya.