JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid berharap Presiden Prabowo Subianto tetap konsisten dengan ketegasannya dalam pemberantasan tindak pidana korupsi.
Menurutnya, saat ini justru kesempatan Presiden Prabowo untuk bersih-bersih korupsi karena telah diberikan amanat oleh rakyat Indonesia menjadi Presiden sekaligus kepala pemerintahan.
“Saya masih punya harapan besar kepada Bapak Presiden Prabowo bahwa dia sangat keras dan tegas dalam pemberantasan korupsi. Saya yakin beliau masih memegang teguh komitmennya,” kata Habib Syakur saat dihubungi Holopis.com, Kamis (24/12).
Bagi Habib Syakur, permasalahan utama dari kacaunya pembangunan di Indonesia adalah karena adanya praktik tindak pidana korupsi di hampir semua lini. Baik dari eksekutif, legislatif, yudikatif dan sektor di bawah.
Maka pemberantasan korupsi untuk mengejawantahkan komitmen Presiden Prabowo adalah dengan melakukan penegakan hukum secara extraordinary.
“Cuman ketegasan dan keberanian yang mampu memberantas korupsi. Saya kira kita bisa menelaah kembali bagaimana kerasnya Pak Prabowo saat berpidato, sangat berapi-api akan mengejar para koruptor sekalipun sampai ke antariksa,” ujarnya.
Bahkan kata dia, sikap sekeras apa pun yang akan dilakukan Presiden Prabowo dalam pemberantasan korupsi, yakni menindak para pelaku dan menyeret mereka ke meja hijau, serta merampas aset hasil korupsi akan mendapatkan dukungan penuh dari rakyat Indonesia.
Sebab kata dia, saat ini sudah ada kesadaran kolektif dari masyarakat Indonesia bahwa sumber kesengsaraan mereka saat ini, termasuk membengkaknya utang negara karena duit yang ada dikorupsi.
“Betul, saya kira rakyat akan mendukung langkah tegas, langkah keras, dan langkah cepat Pak Prabowo untuk menyeret mereka ke pengadilan. Termasuk miskinkan korupotor dengan pengesahan RUU Perampasan Aset,” tegasnya.
Lebih lanjut, ulama dan tokoh agama asal Malang Raya ini berharap narasi untuk pengampunan koruptor asal mengembalikan uang korupsi, serta pengembalian bisa dilakukan secara diam-diam menjadi blunder tersendiri bagi Presiden Prabowo Subianto.
Karena menurutnya, narasi semacam itu akan justru mengaburkan kepercayaan publik pada statemen-stamemen Prabowo dalam mengejar para koruptor dan memberantas korupsi di Indonesia.
“Ya saya sebenarnya menyayangkan mengapa Pak Prabowo berbicara begitu. Artinya ada inkonsistensi di sana. Saya harap Pak Prabowo tetap pada komitmennya memberantas korupsi, menyelamatkan aset negara yang bocor dan mengoptimalkan aset negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” pungkas Habib Syakur.