JAKARTA – Siapa sih yang tidak tahu dengan sosok Sinterklas atau Santa Claus. Sinterklas adalah sosok yang terkenal di seluruh dunia saat merayakan natal, terutama sebagai inspirasi untuk karakter Santa Claus yang kita kenal saat ini.
Bagaimana sih asal muasal karakter Santa Claus ini?
Berasal dari tradisi Eropa, Sinterklas terinspirasi oleh Santo Nikolas, seorang uskup dari Myra (sekarang bagian dari Turki) yang hidup pada abad ke-4. Ia dikenal karena kemurahan hatinya, sering memberikan hadiah kepada anak-anak dan membantu mereka yang membutuhkan.
Sinterklas dirayakan setiap tahun pada tanggal 5 Desember di Belanda dan beberapa negara Eropa lainnya. Dalam tradisi tersebut, Sinterklas datang dari Spanyol menggunakan kapal, dan membawa hadiah untuk anak-anak yang baik. Di malam Sinterklas, anak-anak meletakkan sepatu mereka di dekat perapian, berharap mendapatkan hadiah di pagi hari.
Seiring berjalannya waktu, karakter Sinterklas mengalami evolusi. Pada abad ke-19, imigran Belanda membawa tradisi ini ke Amerika, di mana ia bertransformasi menjadi Santa Claus. Perubahan ini semakin dipertegas oleh gambar-gambar dan cerita yang dipopulerkan di media, seperti puisi “A Visit from St. Nicholas” yang ditulis oleh Clement Clarke Moore pada tahun 1823.
Sinterklas memiliki beberapa ciri khas yang mudah dikenali. Ia biasanya digambarkan mengenakan jubah merah yang megah, lengkap dengan topi tinggi yang dihiasi bulu putih. Penampilannya dilengkapi dengan janggut putih lebat yang mencerminkan kebijaksanaan dan kebaikan. Dalam tradisi, ia juga sering membawa buku catatan berisi nama-nama anak, menandakan apakah mereka berperilaku baik atau buruk, yang menunjukkan sifat pedulinya terhadap perilaku anak-anak.
Selain penampilan ikoniknya, Sinterklas dikenal karena sikap murah hatinya. Ia sering digambarkan mengendarai kuda dan membawa hadiah untuk anak-anak, menjelajahi atap rumah untuk meninggalkan hadiah di sepatu mereka. Tradisi ini sangat dinantikan oleh anak-anak, yang dengan penuh harapan meletakkan sepatu mereka di dekat perapian atau pintu pada malam tanggal 5 Desember, berharap mendapatkan kebaikan dari sosok uskup yang dermawan ini.
Ciri-ciri ini tidak hanya menambah daya tarik Sinterklas, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebajikan dan kepedulian yang dipegang dalam budaya perayaan ini.
Hari ini, Sinterklas dan Santa Claus menjadi simbol universal dari perayaan Natal, mencerminkan semangat berbagi dan kebaikan yang mendalam dalam tradisi Natal di seluruh dunia.
Pelatih Persija Jakarta Carlos Pena menyebut bahwa saat ini Macan Kemayoran fokus mendulang tiga poin…
Lagu berjudul Bunga Maaf merupakan lantunan hits milik grup band kekinian bernama The Lantis. Lirik…
Chelsea diklaim siap mempermanenkan status Jadon Sancho, dimana Sancho sejatinya merupakan pemain pinjaman dari Manchester…
Marcus Rashford semakin dipertanyakan kiprahnya, bahkan belum ada tanda-tanda apakah pemain berusia 27 tahun tersebut…
Resep kali ini ada minuman Es Soda Gembira yang tentunya enak, cocok juga disajikan ketika…
JAKARTA - Manchester City masih dibayang-bayangi fase keterpurukan, tumpulnya Erling Haaland dinilai jadi faktor menurunnya…