JAKARTA – Beberapa penganut teori konspirasi Flat Earth atau Bumi Datar, baru saja mengubah keyakinan mereka setelah mengunjungi Antartika dalam ekspedisi bertajuk “The Final Experiment”.
Ekspedisi ini diikuti oleh empat penganut Bumi Datar dan empat penganut Bumi Bulat, dipimpin oleh Pastor Will Duffy dari Colorado, Amerika Serikat.
Ekspedisi ini menunjukkan bahwa fenomena alam seperti Midnight Sun dapat menjadi bukti kuat bahwa Bumi berbentuk bulat.
Meskipun tidak semua penganut Bumi Datar langsung berubah pikiran, banyak dari mereka mengakui keberadaan fenomena tersebut.
Ekspedisi ini diharapkan dapat mengakhiri perdebatan tentang bentuk Bumi dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang alam semesta.
Fenomena Midnight Sun dan Bukti Bumi Bulat
Tujuan utama dari ekspedisi ini adalah untuk menyaksikan fenomena Midnight Sun, di mana Matahari bersinar terus-menerus selama 24 jam di musim panas di Antartika.
Fenomena ini hanya terjadi di permukaan bulat yang sedikit miring seperti Bumi, karena sumbu Bumi yang sedikit miring membuat posisi Kutub Selatan menghadap Matahari terus menerus selama 24 jam di musim panas.
Kesaksian dari Penganut Bumi Datar
Salah satu penganut Bumi Datar, influencer Jaren Campanella, mengakui bahwa ia salah tentang fenomena Midnight Sun. Ia juga mengakui bahwa Globe Earther benar soal pergerakan Matahari.
“Dalam hidup, Anda kadang salah. Saya pikir tidak ada Matahari selama 24 jam. Faktanya, saya cukup yakin akan hal itu,” kata Campanella yang dikutip Holopis.com dari Futurism, Sabtu (21/12).
“Saya sadar bahwa saya akan dicap sebagai penjilat hanya karena itu, dan tahukah Anda, jika Anda dicap penjilat karena berkata jujur, biarlah – saya dulunya percaya tidak ada Matahari 24 jam. Sejujurnya sekarang saya percaya bahwa itu ada,” sambungnya.
Reaksi dari Komunitas Bumi Datar
Tidak semua anggota ekspedisi langsung yakin bahwa Bumi berbentuk bulat. Austin Whitsitt, penganut Bumi Datar lainnya, mengatakan bahwa ia yakin data yang diperoleh dari perjalanan ini akan membantu menjelaskan apa yang terjadi.
Duffy, sebagai pemimpin ekspedisi, hanya senang bahwa ia dan rekan-rekannya bisa mencapai Antartika dengan selamat.