Kadensus 88 Pastikan Jamaah Islamiyah Bubarkan Diri Tanpa Tekanan

Pembubaran Jemaah Islamiyah tidak berhenti hanya pada deklarasi, tetapi diikuti oleh komitmen nyata untuk sepenuhnya kembali ke NKRI.

SOLO – Kepala Densus 88 Anti Teror Polri, Irjen Pol Sentot Prasetyo menyampaikan apresiasi tinggi atas keputusan bubarkan organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI). Ia menegaskan bahwa bubarnya organisasi tersebut bukan karena paksaan dari pihak manapun termasuk dari Densus 88.

“Jemaah Islamiyah tidak dibubarkan oleh pemerintah atau pihak kepolisian, melainkan membubarkan diri atas keputusan internal mereka sendiri,” kata Kadensus 88 Irjen Sentol dalam pidatonya di acara Ikrar Jamaah Islamiyah dan Launching Buku JI The Untold Story : Perjalanan Kisah Jemaah Islamiyah di Convention Hall Terminal Tirtodadi, Surakarta, Sabtu (21/12).

Ia menegaskan bahwa keputusan para mantan amir dan pendiri JI untuk membubarkan diri bukan karena tekanan dari pihak manapun. Ia memastikan bahwa JI mengambil keputusan besar tersebut murni berasal dari pemikiran dan kajian mereka sendiri. Sementara negara dalam hal ini Densus 88 AT hanya sebagai fasilitator.

“Keputusan ini bukan hasil tekanan atau paksaan, melainkan didasarkan pada kajian mendalam dan refleksi panjang yang dilakukan oleh para tokohnya,” ujarnya.

Setidaknya kata Irjen Pol Sentot, ada 2 (dua) aspek yang akhirnya menjadi pendorong agar para amir dan anggota JI sepakat untuk mengakhiri kiprah organisasi ekstremismenya.

“Ada dua pendorong utama yang melandasi pembubaran ini. Yang pertama, adalah kajian keilmuan, di mana mereka sampai pada kesimpulan bahwa keberadaan kelompok ini akan lebih bermanfaat bagi umat Islam jika melebur ke dalam jamaah-jamaah Islam berpaham moderat yang sudah eksis di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah,” paparnya.

Kemudian yang kedua menurut Irjen Pol Sentot, ada sebuah kesadaran kolektif di kalangan Jamaah Islamiyah bahwa gerakan dan perjuangan mereka dalam memperjuangkan Islam tidak sejalan tepat.

“Kedua, refleksi pergerakan mereka menunjukkan bahwa kematian dan penangkapan banyak anggota JI selama ini adalah tanda bahwa perjuangan mereka tidak berada di jalan yang benar. Hal ini menjadi dasar kuat untuk mengubah haluan mereka,” tuturnya.

Selain itu, berdasarkan komunikasi dan pendekatan persuasif, dipastikan bahwa pembubaran organisasi oleh kelompok JI tersebut sudah sudah final. Hal ini dilihat dari komitmen para petinggi dan ribuan anggota mereka di seluruh Indonesia yang sudah memantabkan diri untuk kembali ke NKRI.

“Pembubaran Jemaah Islamiyah tidak berhenti hanya pada deklarasi, tetapi diikuti oleh komitmen nyata untuk sepenuhnya kembali ke NKRI,” terangnya.

Bahkan seluruh anggota JI akan melucuti dan menyerahkan seluruh senjata yang mereka miliki selama ini kepada aparat Kepolisian, sekaligus menyerahkan para DPO untuk diproses hukum.

“Komitmen ini terlihat jelas dalam kesediaan mereka untuk patuh terhadap hukum yang berlaku di negara ini yaitu dengan cara melaporkan dan mempertemukan dengan kami 11 (sebelas) DPO mantan Jamaah Islamiyah yang sudah lama dilakukan pencarian,” tandasnya.

“Kemudian terdapat 22 FTF (16 di Suriah dan 6 di Filiphina) yang direncanakan akan dipulangkan ke Indonesia. Tidak hanya itu, mereka juga menunjukkan niat tulus dengan menyerahkan logistik dan perlengkapan yang selama ini mereka simpan, termasuk senjata dan bahan berbahaya lainnya,” sambung Irjen Pol Sentot Prasetyo.

Setidaknya, 6 pucuk senjata api, 2 buah magazen, 1 buah granat, 40 kg bahan peledak, 952 butir peluru, 11 buah senjata tajam, 7 buah crossbow, 8 pucuk airgun/airsoftgun, 12 buah detonator, dan berbagai aset lainnya siap untuk diserahkan kepada Densus 88 AT.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

Presiden Republik Indonesia

BERITA TERBARU

Viral