JAKARTA – Prof. Rudy Harjanto, pakar teknologi transportasi, baru-baru ini mengungkapkan bahwa penggunaan air mobility dapat mengurangi biaya operasional logistik melalui pengiriman yang lebih cepat dan tepat waktu.
Industri air mobility tidak hanya membuka peluang baru di bidang manufaktur, pemeliharaan, dan pengembangan teknologi, tetapi juga memudahkan wisatawan menjangkau destinasi yang sebelumnya sulit diakses.
Di Jepang, air mobility telah menjadi bagian dari budaya inovasi. Pemerintah Jepang bekerja sama dengan komunitas lokal untuk memastikan bahwa pengembangan ini sejalan dengan nilai-nilai tradisional, seperti harmoni dengan lingkungan.
Kendaraan udara modern sering dirancang dengan estetika Jepang yang mengutamakan kesederhanaan dan efisiensi.
Selama tiga hari diskusi di Universitas Hosei, para akademisi dan ahli membahas peluang dan tantangan pengembangan air mobility di Jepang dan Indonesia. Prof. Rudy Harjanto menyoroti pentingnya komunikasi lintas budaya dalam memperkenalkan teknologi baru di masyarakat Indonesia.
Teknologi ini dapat mempercepat adopsi teknologi di sektor logistik antar pulau, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat membutuhkan transportasi udara yang efisien.
Prof. Rudy juga menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengadopsi air mobility, terutama untuk logistik pulau-pulau, pengiriman barang antara pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau, dan bantuan bencana.
Di Jepang, air mobility telah digunakan untuk menyalurkan bantuan ke daerah terdampak bencana alam.
“Air mobility adalah salah satu inovasi teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita hidup, bekerja, dan bepergian. Dengan manfaat sosial, ekonomi, dan budaya yang signifikan, masa depan air mobility terlihat cerah, terutama di Jepang dan Indonesia,” jelas Prof. Rudy Harjanto dalam keterangan yang diterima Holopis.com, Minggu (15/12).
“Kolaborasi internasional menunjukkan bahwa teknologi ini tidak hanya tentang inovasi, tetapi juga tentang kebermanfaatan bagi umat manusia,” tutupnya.