Sementara itu, mantan narapidana terorisme yakni Nasir Abas juga hadir dalam kesempatan tersebit. Ia saat ini berperan sebagai pejuang perdamaian dengan edukasi dan kegiatan kontra radikalisme yang dilakukannya sebagai mantan jaringan radikalis dan teroris.
Dengan penuh emosi, ia menceritakan perjalanan hidupnya dari terjerumus dalam ideologi radikal hingga menyadari kekeliruannya.
“Radikalisme adalah racun yang merusak akal sehat dan nurani. Saya di sini untuk memastikan bahwa generasi berikutnya tidak mengulangi kesalahan yang sama,” ungkap Nasir.
Lantas, Direktur Advokasi Deputi Pencegahan BNN Brigjen Pol Jafriedi juga ikut memberikan masukan dalam kegiatan tersebut. Ia menyoroti tentang sisi lain ancaman bangsa, yaitu narkoba. Ia menjelaskan bagaimana narkoba menjadi alat penghancur moral generasi muda.
“Kita tidak bisa melawan narkoba hanya dengan tindakan hukum. Dibutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga dalam menjaga generasi muda dari kehancuran,” pesannya.