JAKARTA – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa dirinya sangat menaruh harapan besar agar hadirnya Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Kortastipidkor) Polri bisa menjadi penambah kekuatan komitmen pemberantasan korupsi oleh Polri.
Nantinya, Kortastipidkor Polri akan bekerja sama dengan semua stakeholder yang ada dalam melaksanaan langkah hukum terhadap praktik tindak pidana korupsi di Indonesia.
“Semoga dengan pembentukan Kortastipidkor akan semakin memperkuat komitmen Polri untuk mencegah dan memberantas praktik korupsi di Indonesia bersama-sama dengan stakeholder lainnya,” kata Kapolri seperti dikutip Holopis.com, Minggu (15/12).
Selain itu, Kapolri juga mengatakan bahwa dirinya sangat senang dengan peluncuran buku pendidikan anti korupsi yang diluncurkan bertepatan dengan Hari Antikorupsi Dunia (Hakordia) tahun 2024 ini.
Peluncuran buku pendidikan anti korupsi dan pengenalan Kortastipidkor Polri tersebut dilaksanakan di Auditorium Mutiara STIK – PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada hari Jumat, 6 Desember 2024.
Atas peluncuran buku tersebut, Kapolri menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam merealisasikan komitmennya dalam hal pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Saya ucapkan terima kasih atas kerja keras Satgassus Pencegahan Tipidkor Polri, tim penulis, dan seluruh pihak terkait yang telah mendukung penyusunan buku pendidikan anti korupsi tersebut,” tandasnya.
Sekadar diketahui Sobat Holopis, bahwa di dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia), Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menghadiri peluncuran dua buku pendidikan antikorupsi yang disusun oleh Satgassus Pencegahan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polri.
Acara tersebut berlangsung pada Jumat (6/12) di Jakarta, sebagai bagian dari komitmen Polri untuk mendukung upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Buku pertama yang diluncurkan, berjudul “Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin,” melibatkan kontribusi berbagai tokoh yang berpengalaman di bidang pemberantasan korupsi. Penulisnya mencakup mantan Pimpinan KPK seperti ; Bambang Widjojanto, Novel Baswedan, Busyro Muqoddas, dan Adnan Topan Husodo, serta akademisi seperti Gandjar Laksamana Boanprapta dan Bivitri Susanti.
Buku ini menawarkan pendekatan lintas disiplin untuk memahami dan menangani korupsi.
Sementara itu, buku kedua, berjudul “Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA),” merupakan hasil kolaborasi antara Satgassus Pencegahan Tipikor Polri dan Universitas Islam Indonesia (UII). Buku ini dirancang untuk mendorong pendidikan antikorupsi dengan pendekatan yang mudah dipahami dan relevan bagi berbagai kalangan.
Dalam sambutannya, Kapolri menyampaikan bahwa kedua buku tersebut juga memuat kritik terhadap institusi Polri. Namun, ia menilai kritik tersebut sebagai masukan konstruktif untuk perbaikan.
“Kritik dalam buku ini memang pedas, tetapi harus kita jadikan sebagai bahan evaluasi dan introspeksi agar institusi Polri semakin baik,” ungkap Kapolri.
Kapolri menegaskan komitmen Polri untuk terus memperbaiki diri dalam upaya melayani masyarakat secara maksimal. Ia juga menyatakan pentingnya kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk akademisi dan masyarakat sipil, untuk memberantas korupsi secara sistematis.
Peluncuran ini menunjukkan langkah progresif Polri dalam mengedepankan transparansi, akuntabilitas, dan kolaborasi demi mendorong budaya antikorupsi di Indonesia. Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat pendidikan antikorupsi dan menyatukan visi pemberantasan korupsi di berbagai sektor.