JAKARTA – Terdakwa pembunuh bos Asuransi Kesehatan AS (Amerika Serikat), Luigi Mangione menjadi gempar di internet . Kasus ini menjadi hangat diperbincangkan, karena pendapat yang campur aduk dari masyarakat.
Banyak masyarakat yang menyayangkan kejadian ini karena ini adalah kasus pembunuhan sadis di pinggir jalan kota New York yang selalu dipenuhi orang.
Namun tidak sedikit juga yang justru memberikan dukungan terhadap terdakwa, karena diduga kecewa dengan sistem kesehatan di AS, dan dugaan ketidakadilan yang dilakukan oleh CEO perusahaan asuransi kesehatan tersebut.
Internet semakin heboh ketika polisi merilis tangkapan layar CCTV yang menunjukkan penampilan Luigi yang dinilai masih muda dan menarik oleh netizen generasi muda.
Siapa sosok Luigi yang membuat heboh internet, dan menjadi pria yang sedang dibicarakan dalam perdebatan moralitas yang sengit?
Luigi Mangione berasal dari keluarga terkemuka di Baltimore yang dikenal atas keterlibatannya dalam berbagai bisnis, termasuk klub-klub negara, panti jompo, dan stasiun radio.
Kakek-nenek dari pihak ayahnya, Nicholas dan Mary Mangione, merupakan pengembang properti yang sukses.
Luigi Mangione menghabiskan masa mudanya di lingkungan yang terjamin secara finansial, di Gilman School, sebuah sekolah elit di Baltimore.
Di sana, dia meraih gelar valedictorian, yang merupakan penghargaan tertinggi untuk pencapaian akademik.
Rekan-rekan sekelasnya menggambarkannya sebagai sosok yang tidak memiliki musuh dan dikenal cerdas, sesuatu yang mendukung reputasinya di kalangan teman-teman sekolah.
Luigi kemudian menghabiskan waktu di komunitas selancar di Hawaii, namun meninggalkan tempat itu setelah menderita rasa sakit punggung yang parah.
Kejadian ini kemudian menjadi sorotan, karena tidak jelas seberapa besar masalah kesehatan pribadinya bisa memengaruhi pandangannya terhadap industri medis dan asuransi kesehatan.
Insiden dan Penangkapan
Setelah menjadi buronan dengan foto CCTV yang viral, Luigi Mangione ditangkap di sebuah cabang McDonald’s di Altoona, Pennsylvania. Dalam penangkapan tersebut, polisi menemukan Luigi membawa senjata api, peluru, beberapa identitas palsu, serta sejumlah uang tunai.
Lebih mengejutkan lagi, pihak berwenang menemukan dokumen tulisan tangan yang mengungkapkan perasaan kebencian terhadap ‘korporasi Amerika’, dengan kalimat seperti ‘sejujurnya, para parasit ini pantas mendapatkannya’.
Dalam penyelidikan lebih lanjut, ditemukan bahwa peluru-peluru yang ditemukan di lokasi pembunuhan Brian Thompson memiliki tulisan seperti ‘deny’, ‘defend’, dan ‘depose’ yang diduga merujuk pada taktik-taktik yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk menolak klaim pembayaran pasien, konsep yang dikenal dengan istilah ‘tiga D dari asuransi’.
Tindakan kekerasan ini mengungkapkan rasa frustrasi mendalam terhadap sistem yang dipandang oleh Mangione sebagai penindas. Saat ini pihak kepolisian masih mendalami kasus pembunuhan Brian Thompson yang ditembak di Manhataan, New York, Amerika Serikat.