JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid menilai wacana Polri agar dilucuti senjatanya dan diganti dengan pentungan adalah usulan yang tak masuk akal.
Hal ini karena ancaman kejahatan dewasa ini cukup memprihatinkan. Para pelaku tidak pidana menggunakan senjata tajam bahkan hingga senjata api (sepi) rakitan saat melancarkan aksi mereka.
“Polisi kita disuruh pakai pentungan aja, nah penjahatnya pakai golok, pakai senpi rakitan. Kalau situasi begitu, kira-kira usulan begitu pakai otak nggak?,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Rabu (11/12).
Kepada para pengusul, ia menyarankan agar ikut melakukan orasi penangkapan pelaku tindak kriminal secara langsung, sehingga usulan mereka bisa dicerna dengan baik.
“Coba sekali-kali resesnya ikut nggerebek sarang narkoba, atau penanganan aksi tawuran. Nanti kan dia tahu tuh situasi persisnya gimana? Saya yakin gak mungkin dia bakal ngusulin itu lagi,” ujarnya.
Habib Syakur menilai usulan tersebut muncul karena dua faktor, pertama adalah faktor latah dan bodoh. Faktor kedua karena desakan partai untuk mendiskreditkan Polri.
Apalagi saat ini, sejumlah kalangan termasuk dari PDIP sedang berusaha keras menggalang opini agar Polri dikembalikan kedudukannya di bawah Kementerian Dalam Negeri atau berada di bawah TNI.
“Ya kalau tidak karena kebodohan, ya mungkin karena didesak partai. Kan PDIP lagi benci-bencinya ke Polri gegara kalah telak di Pilkada Jaten. Kalau itu motifnya ya mending tak perlu didengarkan usulan-usulan begitu ya,” tuturnya.
Persoalan adanya pelanggaran hukum seperti unlawfull killing dan pelanggaran penggunaan senjata, ulama asal Malang Raya ini pun menilai tak bisa dijadikan dalil untuk melucuti senjata api Polri.
“Itu oknum, bukan representasi institusi. Karena kita tahu SOP penggunaan senjata api ada, kode etik profesi Polri ada. Ketika ada anggota tak patuh, ya itu bisa tindak kriminal, bisa dihukum dan diadili,” tandasnya.
“Tapi jangan jadikan itu alasan untuk menanggalkan senjata polisi dong. Ini sesat pikir namanya,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, bahwa Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP I Wayan Sudirta berbicara soal wacana anggota Polri hanya dibekali pentung atau kayu pemukul sebagai senjata. Hal ini menurutnya, merujuk pada tren Kepolisian di beberapa negara di dunia saat ini yang cenderung lebih menggunakan pentungan ketimbang senjata api.
“Walaupun belum berupa undang-undang, kajian yang ada tentang bagaimana polisi cukup bermodalkan pentungan di berbagai negara maju,” kata Wayan saat RDP Komisi III dengan Polda Jawa Tengah, Selasa (3/12).
“Kelihatannya perlahan tapi pasti kita akan mengarah ke sana,” sambungnya.