JAKARTA – Wakil Ketua Wantim MUI (Majelis Ulama Indonesia) KH Zainut Tauhid Sa’adi menilai bahwa polemik yang ditumbulkan soal Gus Miftah (Miftah Maulana Habiburrahman) agar dihentikan. Menurutnya, polemik tersebut tak berguna untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Sebaiknya masyarakat menyudahi polemik yang terkait dengan peristiwa Gus Miftah. Selain tidak produktif, yang bersangkutan juga sudah meminta maaf dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan,” kata Kiai Zainut Tauhid dalam keterangan tertulisnya yang diterima Holopis.com, Senin (9/12).
Ketimbang terus memperbesar pembahasan, mantan Wakil Menteri Agama ini pun mengajak semua pihak untuk menjadikan kasus tersebut sebagai pelajaran yang sangat berharga, agar insiden ucapan Gus Miftah tersebut tidak terulang lagi.
Khususnya kepada para pencermah agama. Ia meminta agar sebaiknya ucapan-ucapan yang baiklah yang diutamakan. Jangan sampai ada narasi dan diski yang merendahkan dan menghardik orang lain, baik dalam konteks serius maupun bergurau.
“Menurut saya peristiwa tersebut hendaknya dijadikan sebagai ibrah atau pelajaran yang berharga bagi setiap pelaku dakwah, ustadz, dan tokoh agama, agar dalam mengemban tugas dakwah atau penyiaran agama agar berhati-hati dalam memilih diksi maupun redaksi kalimat. Sehingga tidak menimbulkan kegaduhan dan melukai perasaan orang lain,” tuturnya.
Kemudian, ia juga mengingatkan bahwa panggung dakwah bukan panggung guyon yang mendiskreditkan orang lain. Maka semua ucapan yang dilontarkan oleh para pendakwah harus benar-benar bermanfaat dan tidak menyakiti orang lain.
“Hendaknya setiap pelaku dakwah menjadikan ruang publik sebagai media edukasi masyarakat dengan menyampaikan pesan-pesan keagamaan yang mencerahkan, mendidik dan menyejukkan,” ujarnya.
“Ruang publik harus bebas dari ujaran kebencian, fitnah, hoax dan ungkapan yang bernada merendahkan orang lain,” sambung Zainut Tauhid.
Terakhir, pria kelahiran Jepara 20 Juli 1963 tersebut menghargai sikap Gus Miftah yang mengudurkan diri dari jabatan Utusan Khusus Presiden. Termasuk juga ucapan permohonan maaf yang dilontarkan Gus Miftah saat konferensi pers beberapa waktu yang lalu.
“Kepada Gus Miftah secara pribadi saya menghargai sikap yang beliau ambil yaitu dengan penuh kesadaran menyampaikan permohonan maaf dan disertai dengan pengunduran diri dari jabatan yang diembannya,” tandasnya.
Baginya, jarang pejabat yang memilih sikap seperti Gus Miftah saat diterpa polemik, khususnya terkait kapabilitas dan integritas.
“Saya kira hal tersebut merupakan sikap yang terpuji dan bertanggung jawab,” pungkasnya.
Menteri Perdagangan Budi Santoso didampingi oleh Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo…
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (24/12), menjelang…
Ketika berbicara tentang perayaan Natal, tak lengkap rasanya tanpa hadirnya berbagai hidangan lezat yang menggugah…
Arsenal harus rela kehilangan Bukayo Saka dan Raheem Sterling karena sama-sama mengalami cedera dalam waktu…
Jadwal Boxing Day Liga Inggris atau pertandingan spesial Natal 2024 tersedia di artikel ini. Simak…
JAKARTA - Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu menegaskan bahwa Hasto Kristiyanto telah dicekal bepergian…