Sabtu, 18 Januari 2025

IHSG Diramal Tembus Level 8.000 di Tahun Depan

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi mencapai level 8.000 pada 2025 tahun depan. Hal itu karena kinerja pasar modal Indonesia di tahun depan masih akan bergerak positif di tengah potensi pasar dagang.

Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto menyampaikan, volatilitas pasar saham Indonesia cukup besar dengan rekor tertinggi IHSG 7.905 pada tahun ini.

Posisi itu mendekati prediksi Mirae Asset yakni level 7.915 untuk 2024 sebelum terkoreksi kembali, yang menunjukkan masih dipengaruhinya dinamika pasar oleh sentimen global dan domestik.

“Prediksi positif pasar modal domestik tersebut terutama didukung oleh kuatnya dua faktor makro ekonomi dalam negeri yaitu inflasi yang stabil dan daya beli yang terjaga,” kata Rully dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip Holopis.com, Minggu (8/12).

Untuk inflasi, Rully menyebut Indonesia terus menunjukkan penurunan yang didukung oleh stabilitas harga bahan makanan. Ia memperkirakan harga bahan makanan akan tetap stabil di tahun depan, selama tidak ada gangguan cuaca ekstrem.

Dengan demikian, jelas Rully, dampak kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen yang mulai berlaku pada Januari 2025 diperkirakan tidak signifikan, terutama karena bahan pokok dikecualikan dari kenaikan pajak tersebut.

Inflasi yang terkendali tersebut, lanjut Rully, dapat memengaruhi faktor daya beli sehingga masih tetap terjaga terutama pada sektor pangan yang akan menjadi pilar utama yang menopang daya beli masyarakat.

“Kami optimistis bahwa belanja masyarakat (belanja rumah tangga) akan tetap terjaga dan tumbuh stabil pada tahun mendatang,” ujar Rully.

Dengan dukungan inflasi terkendali yang diprediksi sebesar 2,8 persen pada 2025 dan faktor daya beli yang menguat, ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di kisaran 5 persen.

Tak hanya itu, ia juga memprediksi posisi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate) pada akhir tahun depan bisa berada di level 5,5 persen.

“Dengan mempertimbangkan berbagai faktor makroekonomi tersebut, pasar modal Indonesia tetap memiliki prospek yang positif pada 2025. Kondisi global yang penuh tantangan diharapkan dapat dihadapi dengan kebijakan yang tepat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan,” pungkasnya.

Temukan kami di Google News, dan jangan lupa klik logo bintang untuk dapatkan update berita terbaru. Silakan follow juga WhatsApp Channnel untuk dapatkan 10 berita pilihan setiap hari dari tim redaksi.

Berita Lainnya

BERITA TERBARU

Viral