JAKARTA – Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengatakan bahwa posisi yang ditinggalkan Gus Miftah sebenarnya adalah jabatan yang cukup sentralistik, khususnya dalam membangun ukhuwah lintas agama.
“Saya kira ini jabatan yang sangat seksi dan bisa dibilang strategis, artinya dia harus diisi oleh sosok yang tidak sekadar terbaik dari sisi keilmuan agama maupun moral, akan tetapi bisa diterima semua kalangan, dan juga yang masih muda,” kata Habib Syakur kepada Holopis.com, Sabtu (7/11).
Ia tak ingin menyebut siapa dari sekian banyak kalangan yang potensial untuk bisa mengisi posisi sebagai Utusan Khusus Presiden bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Namun ia yakin Presiden Prabowo Subianto memiliki kandidat terbaik, yang tentu diharapkan memiliki kapasitas dan kapabilitas di atas Gus Miftah.
“Saya kira Pak Prabowo sudah punya kandidat ya. Tapi harapan saya ia adalah sosok yang moderat, pancasilais, bukan agen Khilafah dan bukan juga dari kelompok islam garis keras, ya memang harus wasathiyah, moderat,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia juga berpesan agar semua pejabat di semua level menjadikan kasus Gus Miftah sebagai pelajaran yang sangat berharga. Sebab suka tidak suka, pejabat akan dinilai semua aspek kehidupannya oleh masyarakat, termasuk sikap dan tutur katanya.
“Gus Miftah sudah janji akan belajar, pemerintah juga menganggap ini pelajaran. Artinya apa, kita semua harus belajar. Sebab, bisa jadi kita jauh lebih buruk dari Gus Miftah, mungkin ucapannya dan sebagainya. Ini i’tibar kita semua,” pungkasnya.