JAKARTA – Kabar duka menyelimuti kalangan sufi, di mana salah seorang ulama besar asal Lebanon, Muhammad Hisham Kabbani dikabarkan telah meninggal dunia di usianya yang ke 79 tahun.
Sufi Naqsabandiyah ini wafat pada Rabu malam, 4 Desember 2024, dan akan dimakamkan di Fenton Zawiya, Michigan, Amerika Serikat, pada Kamis sore setelah salat Asar waktu setempat.
“Kami sampaikan kabar duka cita bahwa malam ini guru kita tercinta, Al Qutb Al Mutasarrif, Mawlana Shaykh Muhammad Hisham Kabbani, meninggal dunia berpulang ke Rahmatullah,” demikian pernyataan yang diunggah melalui akun media sosial Instagram @hishamkabbani pada Kamis, (5/12).
Dalam unggahan tersebut, dinyatakan bahwa jutaan pengikut Hisham Kabbani merasa kehilangan atas kepergian ulama besar ini.
“Selalu ingat ajaran yang dia ajarkan, maka dia takkan meninggalkanmu,” tulis akun tersebut.
Selain itu, umat Muslim juga diajak untuk mendoakan almarhum dan melaksanakan salat gaib sebagai bentuk penghormatan terakhir.
Diketahui, Hisham Kabbani lahir di Beirut, Lebanon pada 28 Januari 1945 lalu. Ia pernah menempuh pendidikan di sejumlah perguruan tinggi ternama, termasuk American University of Beirut, University of Louvain di Belgia, dan Universitas Damascus.
Pendidikan beliau yang mendalam dan luas memberikan fondasi yang kuat dalam ilmu keislaman, khususnya dalam bidang tradisional Islami dan ajaran Sufi.
Pada tahun 1991, Hisham Kabbani memutuskan pindah ke Amerika Serikat. Di sana, beliau aktif mengajarkan ajaran Sufi Naksabandiyah serta mendirikan berbagai kegiatan pendidikan Islami.
Sementara tahun 1997, Hisyam menjabat sebagai ketua Dewan Agung Islami Amerika yang didirikan di Washington D.C. Dewan ini bertujuan untuk menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dan penuh kasih sayang.
Selama hidupnya, Hisham Kabbani dikenal sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar di kalangan umat Muslim, baik di Amerika Serikat maupun di dunia internasional.
Beliau adalah figur sentral dalam menyebarkan ajaran Sufi yang menekankan cinta, kedamaian, dan persatuan di tengah masyarakat yang pluralistik. Ajarannya tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tetapi juga aspek sosial, sehingga menjadikannya panutan bagi banyak umat.
Melalui berbagai ceramah, tulisan, dan dakwahnya, Hisham Kabbani berhasil memperkenalkan wajah Islam yang ramah dan toleran di dunia Barat. Beliau juga menjadi jembatan dialog antaragama, yang sangat relevan dalam membangun harmoni di masyarakat multikultural.
Kepergian Hisham Kabbani meninggalkan duka mendalam bagi umat Muslim di seluruh dunia. Sebagai bentuk penghormatan, umat diajak untuk senantiasa mengingat ajaran-ajaran yang telah beliau sampaikan.
“Dengan mengamalkan ajaran-ajarannya, beliau akan selalu hidup di hati kita,” ujar salah satu pengikutnya.
Jenazah Muhammad Hisyam Kabbani dimakamkan di Fenton Zawiya, Michigan, tempat yang juga menjadi pusat aktivitas dakwah dan pendidikan yang beliau rintis.