Bahlil pun menjelaskan, hal tersebut lantaran kendaraan para ojol digunakan untuk kegiatan usaha. Sementara, BBM subsidi ini sejatinya adalah untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan, atau kendaraan transportasi publik.
“Ojek dia kan pakai untuk usaha. Loh iya dong, masak usaha disubsidi?” kata dia.
Selain itu, Bahlil juga menduga tidak semua pengendara ojol merupakan pemilik asli kendaraan tersebut. Sebab, ada sebagian kendaraan roda dua yang ternyata dimiliki orang lain, dan mempekerjakan pengendara ojol.
“Kalau ojek itu begini loh, alhamdulillah, kalau motor itu, motor punya saudara-saudara kita yang bawa motornya itu sebagian ada. Tapi sebagian kan juga punya orang yang kemudian saudara-saudara kita yang bawa itu dipekerjakan. Iya kan?” katanya.
“Mungkin juga ada teman-teman saya yang punya motor, habis itu diambillah saudara-saudaranya dari daerah, datang bawa ojek. Masa’ yang kayak gini disubsidi?” imbuhnya.