JAKARTA – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol langsung membatalkan penerapan darurat militer setelah baru saja mengumumkan bahwa negara tersebut dalam darurat militer untuk pertama kalinya setelah 50 tahun.
Sebelumnya, keputusan mendadak Yoon Suk Yeol yang mengejutkan diumumkan pada pukul 23.00 malam waktu setempat. Ia menyebutkan adalahnya kekuatan anti negara serta ancaman dari musuh bebuyutan mereka, Korea Utara.
Tetapi tak lama kemudian, hanya dalam jarak waktu 6 jam, Yoon Suk Yeol tiba-tiba mencabut keputusan darurat militer tersebut.
Yoon Sook Yeo tiba-tiba membatalkan keputusannya setelah para anggota parlemen menentang deklarasi tersebut. Ia pun langsung menarik kembali pasukan militer yang sudah dikerakan.
“Beberapa saat yang lalu, ada permintaan dari Majelis Nasional untuk mencabut keadaan darurat, dan kami telah menarik militer yang dikerahkan untuk operasi darurat militer,” kata Yoon, dikutip Holopis.com, Rabu (4/12).
Yoon Suk Yeol menjelaskan bahwa ia menerima pemintaan majelis untuk mencabut darurat militer, sebuah keputusan yang diambil setelah rapat.
“Kami akan menerima permintaan Majelis Nasional dan mencabut darurat militer melalui rapat kabinett,” kata Yoon.
Darurat Militer Hanya Berlangsung Sekitar 6 Jam
Sementara itu persis beberapa jam sebelumnya, Yoon Suk Yeol mendeklarasikan darurat militer di Korea Selatan, menyebutkan bahwa keputusan ini diambil demi melindungi Korsel dari ancaman Korea Utara.
“Untuk melindungi Korea Selatan yang liberal dari ancaman yang ditimbulkan oleh komunis Korea Utara dan untuk menghilangkan unsur-unsur anti negara yang merampas kebebasan dan kebahagiaan rakyat, saya mengumumkan darurat militer,” sebut Yoon.
Namun, saat itu Presiden Yoon tidak memberikan detail terkait ancaman apa yang dikhawatirkan dari Korea Utara. Ia kemudian mengatakan bahwa Majelis Nasional sudah menjadi surga penjahat, dan kediktatoran.
“Majelis Nasional kita telah menjadi surga bagi para penjahat, sarang kediktatoran legislative yang berupaya melumpuhkan sistem peradilan dan administrasi, serta menjungkirbalikkan tatanan demokrasi liberal kita,” sebut Yoon.
Kondisi ini langsung mengundang kekacauan di antara masyarakat. Ada yang mengkritik dan menilai Presiden Yoon tidak tegas, ada pula kekhawatiran terkait terjadinya kudeta.
Sebagai informasi Sobat Holopis, terakhir kali Korea Selatan melakukan darurat militer adalah pada tahun 1979 setelah diktator militer Park Chung Hee terbunuh dalam kudeta. Kemudian darurat militer tak lagi dilakukan setelah demokrasi Korea Selatan pada tahun 1987.