KARAWANG – Hama tikus menjadi ancaman serius bagi puluhan ribu hektar sawah di Kabupaten Karawang, terutama saat musim penghujan.
Para petani kerap mengeluhkan serangan tikus yang berpotensi menyebabkan gagal panen. Kondisi ini menjadi salah satu isu utama yang disampaikan masyarakat tani di Cilamaya Kulon kepada Anggota DPRD Karawang dari Dapil IV, Cita, saat reses di Desa Pasirjaya dan Sukamulya, Senin (2/11).
Menanggapi keluhan tersebut, politisi PDI Perjuangan ini mengusulkan program inovatif bertajuk “Berburu Tikus Dapat Cuan” di setiap desa.
Mekanismenya, setiap desa menargetkan penangkapan 2.000 ekor tikus dalam sepekan. Tikus yang ditangkap akan dihargai Rp1.000 hingga Rp2.000 per ekor sebagai insentif bagi warga.
“Dulu, saat saya menjabat kepala desa, program seperti ini pernah berjalan. Semangat masyarakat meningkat, petani terbantu, dan hasil pertanian aman dari hama tikus. Jika sekarang pemerintah, khususnya Dinas Pertanian, bersama desa mengadopsi program ini secara resmi, dampaknya akan besar,” ujar Cita, seperti dikutip Holopis.com.
Menurutnya, jika program ini diterapkan di sepuluh desa saja, maka 20.000 ekor tikus bisa diberantas dalam sepekan. Hasil tangkapan dapat dilaporkan ke desa, kemudian dilanjutkan ke UPTD Pertanian Kecamatan atau Dinas Pertanian untuk pengawasan lebih lanjut.
“Selain berdampak pada ekonomi masyarakat, program ini juga efektif mengamankan lahan pertanian dari serangan tikus. Dengan target minimal 30 ekor tikus per orang per hari, warga bisa mendapat penghasilan hingga Rp60 ribu. Saya yakin banyak yang akan berpartisipasi jika program ini dijalankan dengan teknis yang baik,” tambahnya.
Cita, yang juga seorang petani, memahami kesulitan petani dalam menghadapi tikus, terutama saat musim rendeng. Selain merusak tanaman, tikus juga memaksa petani mengeluarkan biaya lebih untuk pengendalian, seperti ronda malam, pemasangan penghalang plastik, atau penggunaan asap belerang.
“Saya sudah menyampaikan usulan ini langsung ke Bupati. Jika satu desa menganggarkan jutaan rupiah untuk membeli hasil tangkapan tikus, itu akan menjadi solusi nyata. Program ini memang terdengar nyeleneh, tapi manfaatnya besar bagi petani dan masyarakat,” tutupnya.
Program “Berburu Tikus Dapat Cuan” ini pun mendapat apresiasi luas dari masyarakat. Mereka berharap pemerintah daerah segera merealisasikan gagasan ini demi melindungi lahan pertanian sekaligus memberikan peluang ekonomi bagi warga desa.
Jadwal dan lokasi SIM Keliling di Jakarta, pada hari Jumat 27 Desember 2024 beroperasi di…
Tahun 2024 jadi saksi pertumbuhan luar biasa ekosistem startup di Indonesia! Para startup kini gak…
Yamaha terus melakukan perbaikan untuk menghadapi balapam di MotoGP 2025, setelah hasil yang kurang baik…
Vietnam sukses mencuri kemenangan kontra Singapura pada lag pertama semifinal Piala AFF 2024, dengan skor…
Pertandingan Boxing Day Liga Inggris antara Nottingham vs Tottenham telah berakhir. Nottingham Forest pun secara…
Sobat Holopis yang masa berlaku SIM (Surat Izin Mengemudi) habis saat periode libur Nataru 2025,…