JAKARTA – Peperangan antara Ukraina dan Rusia yang sudah berlangsung selama 2 tahun lebih belakangan ini semakin parah. Hal itu diperburuk dengan bantuan Amerika Serikat ke Ukraina dan memberikan mereka senjata.

Setelah Rusia mengalami serangan akibat senjata tersebut, AS mengaku tak berencana untuk mengembalikan senjata tersebut kepada Ukraina. Hal tersebut disampaikan oleh Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan.

Apalagi ada seorang klaim yang menyebutkan bahwa beberapa pejabat Barat memberikan masukan kepada Presiden Joe Biden agar AS memberikan senjata kepada Ukraina sebelum ia digantikan oleh Presiden Donald Trump di bulan Januari 2025 nanti.

“Apa yang kami lakukan adalah meningkatkan berbagai kapasitas konvensional ke Ukraina, sehingga mereka dapat secara efektif mempertahankan diri, dan melakukan perlawanan terhadap Rusia, bukan memberikan mereka kemampuan nuklir,” kata Jake Sullivan, dikutip Holopis.com, Senin (2/12).

Sebagai informasi, senjata yang dikembalikan yang dibantah AS adalah senjata Kiev yang diwarisi Uni Soviet setelah keruntuhan mereka di tahun 1991. Namun senjata tersebut diserahkan berdasarkan perjanjian 1992, di mana ada imbalan jaminan keamanan dari Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris.

Ukraina dan Rusia Sama-sama Semakin Ganas

Seperti diberitakan Holopis.com sebelumnya, Ukraina tampaknya semakain ganas melawan Rusia, hingga tidak memberikan momen kosong sama sekali kepada Rusia. Setelah menyerang Rusia dengan rudal jarak jauh milik Amerika Serikat, mereka kemudian menyerang Rusia dengan rudal milik Inggris.

Ukraina menembakkan rudal jelajah Storm Shadow Inggris ke Rusia pada hari Rabu (20/11). Senjata tersebut diizinkan untuk digunakan pada sasaran Rusia. Sementara itu Rusia mengatakan, jika Ukraina menyerang mereka dengan senjata-Barat, maka mereka hanya akan memperburuk keadaan.

Sebelum Inggris, Amerika Serikat sudah memberikan izin yang kontroversial kepada Ukraina untuk menggunakan senjata milik mereka dan menyerang Rusia. Tak hanya Inggris yang menolak untuk berkomentar seolah cuci tangan, Amerika Serikat juga menolak untuk memberikan komentar terkait serangan itu. Kemudian pihak Rusia menjelaskan bahwa sikap Amerika Serikat yang sangat berbahaya itu, bisa memicu Perang Dunia III.

“Keputusan Washington untuk membiarkan Ukraina menyerang jauh ke Rusia dengan rudal jarak jauh AS dapat memicu Perang Dunia II dan akan mendapatkan respons yang cepat,” demikian disampaikan Wakil Ketua Pertama Komite Urusan Internasional Majelis Tinggi Rusia, Vladimir Dzahabarov.