JAKARTA – Lisan adalah salah satu anugerah terbesar yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan lisan, kita bisa berkomunikasi, menyampaikan pendapat, dan menjalin hubungan sosial. Namun, lisan juga bisa menjadi sumber masalah jika tidak digunakan dengan bijak.
Islam telah mengajarkan pentingnya menjaga lisan agar tidak mengucapkan hal-hal buruk seperti menghina, merendahkan orang lain, atau berbicara tanpa pikir panjang. Selain itu, nilai-nilai Pancasila juga menekankan pentingnya etika dalam bersosial.
Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya menjaga lisan dari perspektif syariat Islam dan etika sosial sesuai nilai-nilai Pancasila.
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan. Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Rasulullah ﷺ yang mengingatkan umatnya untuk berbicara dengan baik dan menghindari perkataan yang menyakitkan. Salah satu ayat yang menegaskan hal ini adalah:
“وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا”
“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 83)
Ayat ini menunjukkan bahwa berbicara baik bukan hanya kepada sesama Muslim, tetapi kepada seluruh manusia. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ”
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa berbicara baik adalah bagian dari iman. Jika tidak ada yang baik untuk diucapkan, lebih baik diam.
Berbicara tanpa berpikir atau mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Beberapa dampaknya antara lain:
Kata-kata yang kasar, menghina, atau merendahkan orang lain bisa merusak hubungan persahabatan, keluarga, atau hubungan kerja. Sekali kata-kata menyakitkan diucapkan, sulit untuk menariknya kembali.
Ucapan yang tidak terkontrol dapat memicu konflik. Perpecahan dalam masyarakat sering kali bermula dari perkataan yang tidak bijak.
Ucapan yang tidak dipikirkan dengan baik bisa melukai perasaan orang lain, bahkan bisa menyebabkan trauma atau gangguan psikologis.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia juga mengajarkan pentingnya menjaga etika dalam berbicara. Sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menuntut setiap warga negara untuk saling menghormati dan memperlakukan orang lain dengan adil. Berbicara dengan sopan dan santun adalah salah satu bentuk penerapan nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.
Sila ketiga, Persatuan Indonesia, juga menuntut kita untuk menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa. Perkataan yang memecah belah atau menimbulkan kebencian bertentangan dengan semangat persatuan.
Agar lebih mudah menjaga lisan, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
Sebelum mengucapkan sesuatu, tanyakan pada diri sendiri apakah perkataan tersebut bermanfaat dan tidak menyakiti orang lain.
Gosip dan fitnah adalah dua hal yang dilarang dalam Islam. Allah berfirman:
“وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ”
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan tentangnya.” (QS. Al-Isra: 36)
Cobalah untuk memahami perasaan orang lain sebelum berbicara. Empati akan membantu kita memilih kata-kata yang lebih bijak.
Kritik adalah hal yang wajar, tetapi harus disampaikan dengan cara yang baik dan tidak merendahkan orang lain.
Di Indonesia, perkataan yang menghina atau merendahkan orang lain dapat dikenai sanksi hukum berdasarkan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Selain itu, secara sosial, seseorang yang dikenal sering berbicara buruk akan dijauhi oleh lingkungan sekitar.
Berbicara baik tidak hanya membuat kita dihormati oleh orang lain, tetapi juga mendatangkan pahala. Rasulullah ﷺ bersabda:
“الْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ”
“Perkataan yang baik adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan berbicara baik, kita tidak hanya menjaga hubungan sosial, tetapi juga mengumpulkan pahala seperti orang yang bersedekah.
Menjaga lisan adalah salah satu kunci penting dalam menjalani kehidupan yang harmonis, baik secara agama maupun sosial. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berkata baik atau diam jika tidak ada hal baik yang bisa diucapkan. Nilai-nilai Pancasila juga menekankan pentingnya berbicara dengan sopan sebagai bagian dari etika bersosial.
Mari kita jaga lisan kita agar selalu memberikan manfaat, bukan mudarat. Dengan berbicara baik, kita bisa menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis, serta mendapatkan ridha Allah.
Umat kristen di Gaza meryakan hari Natal, dengan melaksanakan misa di di Gereja Keluarga Kudus…
Harga emas batangan bersertifikat yang dijual di PT Pegadaian (Persero) terpantau masih tidak bergerak pada…
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan ucapan Hari Raya Natal, kepada seluruh umat Kristiani yang merayakan. Prabowo…
JAKARTA - Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD merasa heran dengan vonis hukuman yang dijatuhkan majelis…
Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo menyoroti perihal bantuan sosial (bansos) yang dalam beberapa tahun…
Kiper utama Bayern Munchen Manuel Neuer bermaksud baik dengan mengunggah pohon natal pada Hari Raya…