JAKARTA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG diperkirakan bakal mengalami fluktuasi pada perdagangan pekan pertama Desember 2024.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan memproyeksi indeks composite selama sepekan akan berada pada level resistance 7.230, support 7.100, dan pivot di level 7.150.
Valdy mengatakan, Saham-saham teknologi, khususnya semiconductor producers menjadi mover indeks-indeks Wall Street pada Jumat (29/11) pekan lalu.
“Penguatan ini dipicu oleh paket kebijakan baru Pemerintah Joe Biden terkait pembatasan penjualan semiconductor ke Tiongkok yang lebih longgar dari perkiraan,” katanya dalam riset hariannya, yang dikutip Holopis.com.
Bersamaan dengan penguatan tersebut, S&P 500 mencatatkan kinerja bulanan terbaik di 2024.
Namun pada saat yang sama, yakni pada penutupan perdagangan pekan lalu, IHSG justru melemah hingga 1 persen lebih, seiring berlanjutnya net sell investor asing jelang efektifnya hasil review terbaru indeks MSCI.
“Tekanan eksternal berasal dari bullish trend di Wall Street yang mengindikasikan tingginya appetite pasar terhadap ekuitas di AS. Pelemahan nilai tukar Rupiah menjadi salah satu faktor risiko utama yang dihadapi Indonesia,” terang Valdy.
Salah satu pemicunya berasal dari pernyataan sejumlah petinggi bank sentral di Eropa yang memperingatkan potensi kondisi higher-for-longer sukubunga acuan di tahun 2025 seiring ekspektasi peningkatan intensitas trade wars.
Dari dalam negeri, pasar mengkhawatirkan dampak yang lebih terbatas dari program sosial seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) setelah anggaran ditekan ke Rp10,000/pack dari Rp15,000/pack.
Kabar ini bersamaan dengan kabar bahwa rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun 2025 akan ditunda.
“Kondisi-kondisi di atas diperkirakan memicu fluktuasi IHSG di konsolidasi area 7100-7230 pada pekan ini,” kata Valdy.
Kendati demikian, Valdy memberikan rekomendasi saham-saham yang dapat dicermati, yang meliputi saham EXCL, BFIN, ASSA, PNLF, TAPG, dan MAPI.