JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk melakukan penanaman pohon di proyek Bendungan Jragung, Semarang, Jawa Tengah. Kegiatan tersebut sejalan dengan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) yang diperingati masyarakat di Tanah Air setiap 28 November.
Dalam kegiatan bertajuk Penanaman 256 Pohon Produktif, Waskita yang menggandeng yayasan Aksi Bumi menanam 64 pohon alpukat, 64 mangga, 64 jambu, serta 64 kelengkeng. Perwakilan Polsek Bergas dan masyarakat sekitar proyek pun berpartisipasi dalam agenda yang bertujuan melestarikan bumi ini.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, penanaman pohon perlu digalakkan demi menjaga lingkungan di kawasan Bendungan Jragung agar tetap asri. Kegiatan ini diyakini dapat memperbaiki kualitas air dan udara di sana.
“Sebagai BUMN yang bergerak di bidang jasa konstruksi, kami tidak hanya fokus pada pembangunan proyek. Perseroan juga memperhatikan kenyamanan masyarakat dan kelestarian ekosistem di kawasan sekitar proyek,” ujar Ermy dalam keterangan resmi, Jumat (29/11).
Ia menambahkan, warga dapat merasakan manfaat lain dari bendungan itu dengan membuat daerah sekitar proyek menjadi area hijau. Maka dapat pula dimanfaatkan sebagai kawasan agrowisata.
Nantinya warga juga dapat memanfaatkan buah hasil panen tersebut untuk diolah menjadi produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). “Masyarakat di kawasan Bendungan Jragung bisa mengolah buah hasil penanaman itu menjadi makanan ringan seperti keripik buah yang dikemas secara menarik kemudian dijual, sehingga mendorong pemberdayaan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi lokal,” jelasnya.
Langkah ini, lanjut dia, turut mendukung kebiasaan makan bergizi, maka sejalan dengan program prioritas pemerintah yang tengah berupaya memperbaiki gizi anak Indonesia. Ermy menambahkan, penanaman pohon merupakan bagian dari inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Waskita Karya yang selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 13 terkait Penanganan Perubahan Iklim dan SDGs 15 mengenai Ekosistem Daratan.
Penanaman pohon, sambung Ermy, merupakan tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Inisiasi ini sekaligus mampu melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati.
Perseroan telah menargetkan, Bendungan Jragung selesai dibangun pada 2025 mendatang. Waskita fokus mengerjakan Proyek Strategis Nasional (PSN) itu agar rampung tepat waktu.
Ermy menyebutkan, nantinya Bendungan yang memiliki kapasitas tampung sebanyak 90 juta meter kubik itu, dapat menyuplai kebutuhan air baku sebesar satu meter kubik per detik (m3/dt). Sebanyak 0,5 m3/dt di antaranya, kata dia, untuk Semarang, lalu untuk Demak dan Grobogan, masing-masing sebesar 0,25 m3/dt.
Kemudian mampu mengaliri air ke Daerah Irigasi (DI) Jragung hingga 4.528 hektar (ha). Pengerjaan bendungan akan diikuti dengan pembangunan jaringan irigasinya, sehingga turut mendukung program ketahanan pangan yang sedang menjadi prioritas pemerintah.
Bendungan dengan elevasi puncak setinggi 119,5 meter tersebut, lanjutnya, mampu mengurangi risiko banjir area hilir dari 378 meter kubik per detik menjadi 170 meter per detik dan dapat mereduksi banjir hingga 45 persen di kawasan Semarang. Proyek ini diperkirakan pula dapat menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas sebesar 1.400 kilowatt (kw).
Sebagai informasi, Bendungan Jragung mulai dikerjakan pada akhir 2020 melalui tiga paket pekerjaan. Paket I dikerjakan oleh PT Waskita Karya dengan nilai kontrak Rp 806,3 miliar.