JAKARTA – Mabes TNI memastikan bahwa pihaknya masih terus melakukan sinergi dengan pihak Polri dalam mengamankan wilayah Kota Mulia, Puncak Jaya pasca bentrokan antar pendukung paslon kepala daerah.

Kapuspen TNI Mayjen Hariyanto mengatakan, pihaknya juga berupaya mendorong adanya mediasi antar para pendukung demi mencegah terjadinya bentrokan susulan.

“Aparat gabungan TNI-Polri terus bersinergi melaksanakan tugas pengamanan pilkada, juga melaksanakan mediasi ke masyarakat,” kata Hariyanto dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (29/11).

Hariyanto sendiri memastikan bahwa sebenarnya pasca bentrokan pada Rabu (27/11), situasi di Kota Mulia pada Kamis (28/11) malam telah kembali aman dan terkendali.

Hariyanto kemudian menjelaskan bahwa prajurit TNI dari Satgas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Kewilayahan Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 753/Arga Vira Tama telah mengevakuasi sejumlah warga dan tenaga kesehatan itu ke tempat aman. Beberapa dari mereka diungsikan ke Markas Kodim 1714/Puncak Jaya di Kota Mulia.

“Terdapat beberapa orang pegawai Dinas Kesehatan dan saat ini masih dalam pendataan, setelah didata mereka akan kembali ke tempat masing-masing apabila situasi telah kondusif,” tukasnya.

Dia melanjutkan tenaga kesehatan di Kota Mulia saat ini tetap bekerja seperti biasa di RSUD Mulia mengobati warga yang luka-luka akibat kerusuhan dan memberikan layanan kesehatan untuk warga lainnya.

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Petrus Patrige Rudolf Renwarin memastikan tidak ada korban jiwa akibat bentrokan tersebut, tetapi sekitar 40 rumah dibakar dan 94 orang luka-luka. Dari jumlah korban luka-luka itu, 10 di antaranya dievakuasi ke Jayapura untuk mendapatkan pengobatan lebih baik.

Bentrokan itu diyakini bermula dari aksi salah satu pendukung pasangan calon (paslon) bupati-wakil bupati Puncak Jaya membawa kabur kotak suara, yang berlanjut dengan aksi saling serang antarkelompok pendukung.

Kotak-kotak suara yang dibawa kabur itu diduga dari beberapa kampung, antara lain Birak Ambut, Wuyukwi, Pepera, Towogi, dan Wuyuneri, kemudian ada juga dari dua kelurahan, yaitu Pagaleme dan Wuyukwi.

Puncak Jaya merupakan satu dari enam kabupaten di Papua Tengah yang menggunakan sistem noken dalam pemilihan bupati-wakil bupati pada Pilkada 2024.

Massa yang rusuh kemudian membakar rumah-rumah di perumahan tenaga kesehatan yang lokasinya berdekatan dengan RSUD Mulia.