JAKARTA – Indonesia berpotensi kehilangan devisa mencapai Rp 90 triliun, lantaran sekitar 2 juta masyarakat Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

Menurut Erick, pemerintah perlu melakukan intervensi agar potensi kehilangan devisa tersebut dapat dicegah. Salah satunya dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang berstandar internasional seperti di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Bali.

Erick menilai, nilai jual pariwisata di Bali perlu didukung dengan standarisasi kesehatan yang lebih tinggi. Sebab potensi pariwisata Bali menjadi daya tarik tokoh-tokoh terkemuka internasional.

“Karena kita tahu banyak sekali bintang-bintang internasional, mau bintang film, bintang bola, belum lagi banyak turis-turis yang membutuhkan tentu fasilitas kesehatan yang standar internasional,” ujar Erick dalam keterangannya, seperti dikutip Holopis.com, Sabtu (23/11).

“Kurang lebih 2 juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri dan kita berpotensi kehilangan Rp 90 triliun. Nah kenapa nggak kita intervensi?” sambungnya.

Dia pun berniat untuk mengundang Presiden Prabowo Subianto setelah pembangunan rumah sakit di kawasan tersebut, yang ditarget rampung sekitar Maret 2025. Sementara untuk hotel di kawasan itu, Erick menyebut sudah beroperasi secara maksimal.

“Untuk hotel sendiri ini sudah beroperasi maksimal. Sanur sebagai kawasan wisata yang dulu dibangun oleh Bapak Presiden Soekarno, kita bisa lihat dulu ini taman tapi sekarang menjadi lobi hotel ini juga bersejarah,” jelas Erick.

Dia menjelaskan pihaknya berusaha membangun pariwisata di Bali. Tidak hanya di Ubud, Nusa Dua dan Kuta, dia juga berupaya menjadikan Sanur untuk menarik wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

“Nah makanya kita bangun kembali ini kawasan ekonomi khusus untuk kembali mencoba menarik turis ke Sanur,” imbuh Erick.