Holopis.com KARAWANG – Kegiatan halaqah NU yang berlangsung di Karawang diduga telah dimanfaatkan untuk kepentingan politik, menyusul kehadiran calon Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu. 

Jika hal ini terbukti benar, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diharapkan mengambil sikap tegas.

PBNU, sebagai salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, sejak awal telah mengingatkan seluruh jajaran NU, baik di tingkat pusat maupun daerah, agar tidak terlibat dalam politik praktis, terutama dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), baik tingkat kabupaten/kota maupun gubernur.

Kegiatan terbaru yang mencuat adalah halaqah wilayah II Jawa Barat yang diadakan di Pondok Pesantren Al-Hijaz, Karawang.

Kegiatan ini dihadiri oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dari Kabupaten Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, dan Kota Bekasi.

Wakil Ketua Ro’is Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH. Ubaidillah, mengonfirmasi melalui telepon seluler bahwa halaqah tersebut memang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Hijaz pada 19 November.

“Iya, ada kegiatan halaqah NU di Al-Hijaz pada tanggal 19 November,” kata KH. Ubaidillah saat dikonfirmasi pada Jumat (22/11), seperti dikutip Holopis.com.

Saat ditanya mengenai kehadiran calon gubernur Ahmad Syaikhu, Ubaidillah membenarkan bahwa Syaikhu hadir setelah acara selesai, sekitar pukul 14.00 WIB.

“Hadir sekitar pukul 14.00 WIB, setelah acara selesai,” ujar KH. Ubaidillah.

Hal serupa juga disampaikan oleh pimpinan Pondok Pesantren Al-Hijaz, KH. Ade Fatahillah. Ia menyatakan bahwa Ahmad Syaikhu datang ke ponpes tersebut untuk bersilaturrahmi setelah acara halaqah berakhir.

“Iya, Pa Syaikhu (calon Gubernur Jawa Barat) datang bersilaturrahmi ke ponpes di hari yang sama dengan acara halaqah NU. Tapi beliau datangnya setelah acara selesai,” jelas KH. Ade Fatahillah, yang juga menjabat sebagai Katib Syuriyah PWNU Jawa Barat.

Sementara itu, Ro’is Syuriyah PWNU Jawa Barat, KH. Abun Bunyamin, memastikan bahwa dirinya tidak mengetahui kehadiran Syaikhu setelah acara halaqah tersebut.

“Bapak sedang sakit (setelah acara halaqah), saat itu beliau pergi ke Jakarta untuk pemeriksaan kesehatan,” ujar KH. Abun Bunyamin singkat.

Beberapa narasumber yang berhasil dihubungi, mengaku merasa dijebak dengan kehadiran calon gubernur setelah acara halaqah selesai.

“Mereka pasti akan beralasan bahwa kehadiran calon gubernur Syaikhu hanya setelah acara halaqah selesai,” kata salah satu peserta halaqah yang meminta namanya tidak disebutkan.

Disebutkan sumber ini, jika memang kegiatan halaqah NU yang merupakan acara suci ini tercemar dengan kehadiran calon gubernur Ahmad Syaikhu, meskipun acara telah selesai, maka PBNU Pusat perlu segera mengambil langkah tegas dengan memanggil Katib Syuriyah PWNU Jawa Barat untuk memberikan klarifikasi.