Judol Bikin Pengusaha Hotel Mewek, Kok Bisa?

JAKARTA – Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani memprediksi okupansi hotel selama momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 akan mengalami penurunan.

Penurunan okupansi yang diprediksi mencapai 10 persen dibandingkan tahun lalu itu salah satunya akibat dari fenomena judi online (Judol).

“Kita melihat booking-an tahun ini lebih lambat. Secara nasional, kemungkinan okupansi akan lebih rendah sekitar 10 persen dari tahun lalu,” kata Hariyadi dalam konferensi pers, yang dikutip Holopis.com, Selasa (19/11).

Hariyadi mengatakan, meskipun beberapa hotel di destinasi favorit seperti kawasan Malioboro, Yogyakarta berpotensi tetap stabil. Namun secara keseluruhan okupansi hotel di Indonesia menunjukkan penurunan.

“Tahun lalu itu mungkin secara nasional, kira-kira sekitar 50-an persen okupansinya. Nah, tahun ini kita prediksi akan turun di 45 persen,” ungkapnya.

Hariyadi lantas membeberkan, bahwa pihaknya telah melakukan analisis, dimana didapati fakta penurunan okupansi hotel salah satu disebabkan oleh fenomena judol.

“Jadi salah satu analisis kami itu memang, terkait dengan judol itu, Judi online itu impact-nya memang sangat signifikan. Jadi berpengaruh secara luas, mata rantainya. Ini kan yang terkenal di masyarakat (kelas) menengah ke bawah untuk judol ini,” bebernya.

Untuk itu, ia berharap pemerintah betul-betul serius dalam memberantas aktivitas perjudian daring yang dinilai berdampak negatif bagi masyarakat luas.

Dia menambahkan, meskipun pemerintah saat ini telah menyatakan upaya pemberantasan. Namun efeknya di lapangan belum terasa signifikan.

Dampaknya pun, kata dia, masih jelas terasa di mata rantai ekonomi, terutama untuk sektor menengah bawah yang banyak menjadi target judol.

“Kami berharap pemerintah betul serius untuk memberantas judol ini karena sampai hari ini kan masih… ya walaupun mungkin pemerintah sudah mengumumkan upaya-upaya sendiri,” pungkas Hariyadi.