Berita Holopis JAKARTA –  Aktor dan penyanyi Indonesia Ariyo Wahab, tidak hanya dikenal melalui karya – karyanya di dunia seni peran dan musik, tetapi juga lewat cara bijaknya menyeimbangkan waktu antara karier dan keluarga. Namun di tengah kesibukannya mempersiapkan proyek film dan musik, Ariyo menekankan bahwa keluarga adalah sumber utama kekuatan dan inspirasi baginya. Baginya, keluarga adalah tempat pulang yang sejati, di mana pun ia berada.

Kehangatan dan kebersamaan dengan keluarga memberikan energi baru yang mendukung produktivitasnya di dunia hiburan.

“Keluarga itu bagi aku rumah. Jadi, aku nggak harus di satu lokasi untuk merasakan rumah. Di mana ada mereka, aku udah bisa merasakan rumah,” ungkap Ariyo Wahab, dikutip Holopis.com, Rabu (19/11).

Bagi Ariyo, pertemuan dengan keluarga tidak harus berlangsung dalam suasana formal. Bahkan saat bekerja, keluarganya kerap hadir untuk menonton atau memanfaatkan waktu jeda untuk menghabiskan momen bersama. Ia menyebut keluarganya sebagai ‘fans berat’ yang selalu memberikan dukungan tidak  henti. Dukungan tersebut, menurutnya, tidak  hanya menjadi kebahagiaan pribadi, tetapi juga kebahagiaan bersama seluruh keluarga.

“Cita-cita seorang musisi atau anak band adalah bisa ditonton keluarganya sendiri. Itu kebahagiaan terbesar buatku, dan alhamdulillah, sekarang aku sudah mencapai itu. Jadi, untuk mengatur waktu, selama kita saling support, tidak ada istilah waktu yang kurang. Di mana pun kita berada, itu sudah menjadi bagian dari pertemuan yang aku rasakan sebagai rumah,” ujar Ariyo.

Sebagai ayah dari tiga anak perempuan, Ariyo Wahab memiliki pendekatan unik dalam mendidik mereka. Ia menjelaskan bahwa pendidikan anak-anaknya tidak lepas dari kontribusi besar istrinya Milasari Wardhani, yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama mereka. Meskipun begitu, Ariyo tetap menekankan kualitas pertemuan dengan anak-anaknya.

“Aku lebih fokus ke kualitas. Ketika aku bertemu mereka, aku memastikan itu tidak mubazir.   Aku memberikan contoh, nasihat, dan nilai-nilai kepada mereka. Aku dan istri punya sistem yang tidak bisa dinegosiasikan, seperti disiplin, sopan santun, akhlak, dan pendidikan agama,” kata Ariyo.

Ariyo juga menyadari bahwa tantangan yang dihadapi generasi anak-anak saat ini berbeda dari apa yang ia alami di masa mudanya. Perubahan zaman membawa pola pikir dan kebutuhan baru yang memerlukan pendekatan lebih fleksibel. Oleh karena itu, ia berusaha menyesuaikan cara berkomunikasinya dengan anak-anak, baik sebagai sahabat yang mendengarkan maupun sebagai sosok ayah yang tegas ketika dibutuhkan.

“Ketika mereka butuh sahabat, aku jadi sahabat. Ketika mereka butuh ayah yang tegas, aku juga siap. Yang penting adalah timing dan pendekatan yang sesuai,” ujar Ariyo.

Namun, di balik fleksibilitas tersebut, Ariyo tetap menekankan pentingnya ketegasan dalam mendidik anak-anaknya. Baginya, ketegasan adalah bagian dari kasih sayang yang bertujuan untuk membentuk karakter dan membekali mereka dalam menghadapi berbagai tantangan hidup di masa depan. Sikap tegas ini diterapkannya dengan penuh kesadaran, tidak meninggalkan aspek kelembutan dan pengertian sebagai orang tua.

Ariyo percaya bahwa melalui kombinasi ketegasan dan kasih sayang, anak-anaknya dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, bertanggung jawab, dan siap menghadapi dinamika kehidupan.

“Aku menjaga mereka dari dekat dengan mata, tapi dari jauh dengan doa dan kepercayaan,” kata Ariyo.

Sebagai tambahan informasi Sobat Holopis, Ariyo Wahab memulai kariernya di dunia hiburan melalui musik. Ia tampil sebagai vokalis dalam grup band kampus bernama 24 Hours, yang aktif dari tahun 1992 hingga tahun 1996, bersama Freddy (gitar), Bango (bass), dan Ai (drum).

Setelah itu, Ariyo pindah ke band Ungu (1996-1997) yang dipimpin oleh Ekie (gitar), dengan Ariyo sendiri (bass), Pasha (drum), dan Michael sebagai vokalis. Ekie, yang menjadi penggerak utama band ini, berperan penting dalam mengganti nama grup menjadi Ungu.